Dua Kelompok Nelayan Konservasi di Wakatobi Raih Penghargaan dari KLHK

242
Dua Kelompok Nelayan Konservasi di Wakatobi Raih Penghargaan dari KLHK
Penghargaan - Kelompok nelayan di Wakatobi meraih penghargaan dari Dirjen KSDAE. (ISTIMEWA)

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Dua kelompok nelayan di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) meraih penghargaan sebagai tokoh konservasi dan desa binaan konservasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.

Penghargaan itu diberikan pada puncak peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) tahun 2020 yang dipusatkan di Bontang Mangrove Park, Taman Nasional Kutai, Bontang, Kalimantan Timur, Rabu (16/9/2020).

Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama Balai Taman Nasional Wakatobi (BTNW), Prima Sagita mengatakan, Taman Nasional Wakatobi berhasil memperoleh dua kategori apresiasi kelompok binaan dan pendamping, serta tokoh konservasi.

Kelompok nelayan Padakauang Sama, Desa Mola, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Hartono, meraih penghargaan sebagai tokoh konservasi.

BACA JUGA :  Bupati Wakatobi Tabur 550 Ribu Benur Udang Vaname di 4 Kolam Bioflok

Sementara kelompok Dewara asal Desa Darawa, Kecamatan Kaledupa Selatan berhasil memperoleh peringkat keempat kategori desa binaan konservasi yang diwakili oleh La Jumani.

“Kelompok nelayan Padakauang Sama dan kelompok Dewara sebagai mitra KSDAE KLHK RI, dari unsur kelompok masyarakat pendukung penguatan fungsi kawasan konservasi (pelaku dan penggerak kelompok dalam kemitraan konservasi), melalui program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP),” terangnya via WhatsApp.

Kata dia, apresiasi ini diberikan kepada kelompok masyarakat yang berkontribusi dan berkomitmen secara nyata untuk mengembangkan kelompok dan desanya dengan menerapkan prinsip konservasi.

BACA JUGA :  PLN Terus Upayakan Pemulihan Kondisi Kelistrikan di Wangiwangi

Selain kelompok, penyuluh kehutanan dari BTNW juga diberikan piagam apresiasi yang diserahkan langsung oleh Dirjen KSDAE.

Keberhasilan ini tentunya menjadi motivasi bagi pihak BTNW ke depannya untuk tetap berkomitmen melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatannya.

“Pada dasarnya, masyarakat adalah pelaku utama yang memanfaatkan kawasan konservasi secara lestari. Sehingga melibatkan masyarakat dalam pengawasan dan penjagaan, adalah kunci utama keberhasilan pengelolaan kawasan konservasi secara lestari,” ujarnya. (b)

 


Kontributor: Nova Ely Surya
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini