Gejolak Tambang, Walhi Mengutuk Keras Insiden Tertembaknya Warga Konsel

155
Eksekutif Walhi Sultra Kisran Makati
Kisran Makati

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengecam insiden tertembaknya Sarman (35), seorang nelayan asal Desa Tue tue, Kecamatan Laonti  di Perairan Cimpedak, Konawe Selatan (Konsel) Minggu (14/1/2018).

Peluru karet yang bersarang di paha kanan Sarman diduga berasal dari senjata oknum kepolisian, saat mengamankan aksi warga yang menghadang proses penurunan alat berat Perusahaan tambang PT Gerbang Multi Sejahtera (GMS).

(Berita Terkait : Sengketa IUP di Laonti Konsel Kacau, Satu Warga Diduga Kena Tembak)

Direktur Walhi Sultra Kisran Makati mengatakan, penembakan itu bukanlah hal baru di Sultra. Aparat TNI dan Kepolisian/Polri biasanya selalu hadir melindungi perusahaan. Misalnya kejadian di Wawonii, ada PT Derawan Berjaya Mining yang dilindungi dan ada 14 warga ditembaki secara membabi buta.

BACA JUGA :  Polres Konut Amankan 10 Pelaku Peredaran Narkotika

“Kami mengutuk keras tindakan aparat kepolisian yang lebih bertindak membela korporasi, dari pada membela masyarakat yang sedang mempertahankan wilayah kelolanya. Tapi kita tidak mau masuk di persoalan masyarakat ada yang sepakat dan tidak soal tambang,” ujar Kisran di kantornya, Rabu (17/1/2018).

(Berita Terkait : Insiden Penembakan, Ini Alasan PT GMS Libatkan TNI dan Polisi)

Anehnya, lanjut Kisran, ada anggapan ketika sudah terjadi penembakan terus diklaim sudah sesuai dengan Standar Operasional dan Prosedur (SOP). Jadi menghilangkan nyawa sekalipun kalau sudah sesuai SOP adalah dibenarkan bagi aparat keamanan.

Dijelaskannya, untuk kepentingan lingkungan dan kemanusiaan maka aparat negara harus bisa melindungi warganya, apalagi mereka digaji dari uang rakyat. Kalaupan aparat dilibatkan oleh korporasi, Kisran menduga ada “manfaat lain” dengan menjadi keamanan yang lebih berat ke perusahaan dari pada masyarakat.

BACA JUGA :  Usai Mabuk-mabukan, Polisi Ini Main Pistol Lalu Tembak Pacar Sendiri

(Berita Terkait : Ini Klarifikasi PT GMS Soal Konflik dengan Warga Konsel)

Aparat kemanan mestinya mengamankan semuanya, baik perusahaan maupun masyarakat bisa dengan cara menyuruh pergi kapal perusahaan dan masyarakat disuruh pulang. Seharusnya perusahaan tidak dibirkan datang di lokasi yang tidak “clear” sehingga tidak terjadi kekacauan.

“Kenapa yang justru ditembaki warga, mereka berada di kapal bersama perusahaan. Kalau mau mengamankan secara adil dengan menyuruh kedua pihak pergi hingga didapat titik terang. Kalau hanya sepihak yang ditembaki, itukan kelihatan kalau aparat keamanan itu selama ini bergerak sesuai pesanan,” tegas Kisran. (A)

Reporter: Muhamad Taslim Dalma
Editor : kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini