Gelombang Laut Tinggi, Harga Ikan di Kendari Naik

604
Gelombang Laut Tinggi, Harga Ikan di Kendari Naik
TPI Kendari - Akibat gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah wilayah perairan Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebabkan naiknya harga ikan di Kendari. (Ilham Surahmin/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Akibat gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah wilayah perairan Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebabkan naiknya harga ikan di Kendari.

Selain itu, kondisi ini menyebabkan nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kendari yang mayoritas menggunakan kapal kecil di bawah 40 GT (gross tonnage) itu merasa terancam jika harus melaut. Salah satunya Rudi (52).

Saat ditemui di TPI Kendari, Senin (8/7/2019), Rudi mengaku sudah hampir dua pekan tidak turun melaut karena gelombang tinggi dan angin kencang yang cukup kuat.

Baca Juga : Waspada, Gelombang di Perairan Sultra Diprediksi Capai Empat Meter

Di Pasar Panjang Kendari, harga ikan lure yang menjadi favorit masyarakat kota Kendari dijual dengan harga Rp25 ribu per kg padahal biasanya hanya Rp15 ribu per kg.

“Sekarang ikan lagi mahal, karena saat ini kencang ombak,” ungkap salah satu pedagang ikan, Tony, Minggu (7/7/2019).

Pengakuan Tony, harga ikan mulai mahal sejak usai lebaran Idul Fitri. Ikan yang masih mahal ini juga dikarenakan pasokan yang kurang. Kalau pasokan cukup harga bakal kembali normal.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

Bukan hanya ikan lure, ikan lajang saat ini ia menjualnya dengan harga Rp25 ribu per kg, padahal kalau kondisi normal biasa dijual Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per kg.

Baca Juga : Penyebab Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi di Sultra

“Ikan como-como juga sekarang dijualkan dengan harga Rp45-50 ribu per kg padahal normal bisa dijualkan dengan harga Rp30 ribu per kg,” jelasnya.

Kondisi itu membuatnya sering mendapatkan teguran dari para pembeli, tapi karena kondisi yang tidak memungkinkan ia tidak dapat menurunkan harga.

Salah seorang pembeli, Sumi (36) yang sedang berbelanja mengatakan ikan mahal tapi ia mengakalinya dengan membeli ikan seadanya saja. “Kemudian saya belikan pendamping lauknya seperti tempe, tahu, dan telur,” ujarnya.

Untuk diketahui, data terakhir peringatan gelombang tinggi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sultra untuk Selasa (09 Juli 2019) pukul 08.00 – 20.00 Wita, gelombang dengan ketinggian lebih dari 1,25 hingga 2,5 meter diprakirakan terjadi di wilayah Perairan Baubau, Perairan Kepulauan Wakatobi, Perairan Manui-Kendari, Laut Banda Timur Sultra, Teluk Tolo, Perairan Kepulauan Banggai, dan Perairan Kepulauan Sula.

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

Baca Juga : Gelombang 4 Meter Berpotensi di Perairan Wakatobi dan Manui-Kendari

Dengan begitu, yang perlu diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran bagi perahu nelayan dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.

Bank Indonesia (BI) Sultra pun mencatat, komoditi pemicu inflasi 1,99 persen tertinggi bulan Juni 2019 ada tiga kelompok yakni bahan makanan, makanan jadi, serta transportasi dan komunikasi.

Untuk bahan makanan, kontribusi inflasi terbesar yaitu ikan kembung sebesar 15,18 persen, ikan layang sebesar 29,73 dan bayam sebesar 38,58 persen.

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini