Genjot Pembangunan 2016, Dinas PU Konkep Prioritaskan Bangun Jalan dan Infrastruktur

439
Genjot Pembangunan 2016, Dinas PU Konkep Prioritaskan Bangun Jalan dan Infrastruktur
Pengaspalan Jalan Konkep - Jalan poros Langara-Lampeapi, Konawe Kepulauan (Konkep), Kamis (17/3/2016). Pengaspalan tahap lanjutan akan dilakukan di jalan tersebut oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Konkep. (ZONASULTRA.COM/ARJAB KARIM)
Genjot Pembangunan 2016, Dinas PU Konkep Prioritaskan Bangun Jalan dan Infrastruktur
Pengaspalan Jalan Konkep – Jalan poros Langara-Lampeapi, Konawe Kepulauan (Konkep), Kamis (17/3/2016). Pengaspalan tahap lanjutan akan dilakukan di jalan tersebut oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Konkep. (ZONASULTRA.COM/ARJAB KARIM)

 

ZONASULTRA.COM– Kabupaten Konawe Kepulauan (Pulau Wawonii) merupakan Daerah Otonom Baru (DOB) sesuai Undang-Undang No. 13 Tahun 2013 tentang pembentukan Kabupaten Konawe Kepulauan di Provinsi Sulawesi Tenggara. Pelantikan Pejabat Bupati pertama kalinya dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2013. Kini daerah tersebut telah memiliki pasangan bupati Definitif yakni Amrullah dan Muhammad Lutfi yang dilantik 17 Februari 2016.

Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) yang mekar 2013 terus berbenah dan bergerak cepat dalam hal pembangunan fisik maupun infrastruktur. Apalagi dengan adanya bupati definitif yang baru terpilih Amarullah dan wakilnya Muhammad Lutfi, pembangunan disegala sektor akan semakin digenjot.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Konkep Israwan
Israwan

Pelaksanana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Konkep Irawan mengatakan, total dana dalam daftar penggunaan (DPA) tahun ini yang akan diporsikan untuk pembangunan fisik yakni sebesar Rp.135,8 miliar. Dana pembanguna fisik tersebut bersumber dari dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK).

Dana sebesar itu, alokasi untuk sektor jalan yang paling banyak, yakni sekitar Rp 95,7 Miliar, sektor sumber daya air Rp.20 milar, dan untuk sektor cipta karya yang menangani air bersih  dan drainase Rp 21 Miliar.

Adapun bidang-bidang yang menjadi titik sentral pembanguan di Konkep saat ini adalah bidang bina marga yang meliputi jalan dan jembatan, bidang sumber daya air yang meliputi irigasi, sungai, sawah dan pantai. Selain itu, bidang cipta karya dan tata ruang yang meliputi perumahan, sanitasi lingkungan, dan drainase.

Setiap bidang tersebut kini terus diawasi dan dipantau oleh Israwan. Hal itu tidak lain untuk efisiensi anggaran yang sudah ada dalam DAK. Yang menjadi perhatian adalah bagaimana bidang-bidang tersebut bisa bersinergi dalam membangun terutama bidang bina maraga.

“Untuk di 2016 ini yang kita upayakan agar bagaimana aksesibitas jalan lingkar Konkep yang sudah terintis bisa mulai ditingkatkan. Daerah-daerah yang sudah masuk pengerasan kita tingkatkan konstruksi jalannya sambil diperbaiki bentuk-bentuk lekukan jalan. Bagaimana yang jalan yang sangat miring dan terjal kita landaikan,” kata Israwan yang secara struktural merupakan Sekretaris Dinas PU Konkep, di ruang kerjanya awal Maret 2016.

Genjot Pembangunan 2016, Dinas PU Konkep Prioritaskan Bangun Jalan dan Infrastruktur
Pengaspalan Jalan Konkep – Jalan poros Langara Ladianta, Kamis (17/3/2016). Berada tepat disamping rumah jabatan bupati. Pengaspalannya dilanjutkan tahun 2016 ini. (ZONASULTRA.COM/ARJAB KARIM)

 

Total panjang jalan lingkar Konkep menurut data ruas jalan saat ini terdapat 115  kilometer (KM). Jika ditambah jalan-jalan sekunder yakni jalan yang masuk atas perkampungan dan bagian bawah dekat pantai total ada 25 km panjang jalan. Hal itu di luar perhitungan jalan-jalan desa. Jalan lingkar Pulau Wawonii tersebut akan menjadi  penghubung seluruh wilayah kecamatan di daerah itu.

Jika kualitas jalan terus dibenahi maka jalan yang digunakan untuk transportasi dan akses dari setiap daerah warga Konkep menjadi nyaman untuk digunakan. Namun demikian kata Israwan, semua akan dilakukan perlahan namun pasti karena jalan-jalan di Konkep masih banyak yang perlu dirintis untuk saling menghubungkan daerah.

Untuk peningkatan jalan difokuskan di dalam ibukota kabupaten yakni Langara tepatnya di kompleks perkantoran dinas-dinas dan dekat Rumah Jabatan (Rujab) bupati. Hal itu  untuk menunjang aktifitas perkantoran Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) kabupaten.

Pengaspalan akan dilakukan di tiga ruas jalan Kota Langara untuk saling terkoneksikan. Namun itu masih akan disesuaikan dengan harga perkiraan sendiri (HPS) proyek tentang volume jalan yang bisa dikerja. Israwan berharap meskipun hanya satu sisi jalan yang dikerjakan namun ditargetkan bisa sampai 3 km masing-masing ruas jalan.

Beberapa ruas jalan lain juga dibuka dalam kota, namun tentu akan didiskusikan kembali dengan Bupati Amrullah. Hal itu agar sesuai dengan visi misi bupati dalam membangun kota, namun tentu ditunjang dengan rancangan kota.

Jembatan Dibangun Merata

Daerah-daerah yang krusial lokasinya dan jalannya masih bergelombang juga perlu dinormalkan. Selain itu di Konkep ini juga banyak sungai sehingga bukan saja jalan yang dibuka namun juga jembatan mulai dibangun. Tahun 2016 ini pelan-pelan mulai bangun fondasi-fondasi dasar untuk jembatan.

Genjot Pembangunan 2016, Dinas PU Konkep Prioritaskan Bangun Jalan dan Infrastruktur
Jembatan – Salah satu jembatan penghubung jalan poros Langara dan Lampeapi di Kecamatan Wawonii Barat, Kamis (17/3/2016). (ZONASULTRA.COM/ARJAB KARIM)

 

Pembangunan jembatan 2016 ini tidak mungkin dilakukan serentak, olehnya fondasi yang akan dibangun untuk sementara dipasangkan rangka baja yang bisa dibuka. Sehingga ketika jembatannya sudah jadi (Beton seluruhnya), rangka baja bisa dipindahkan ke fondasi jambtan lain. Dengan cara itu kata Israwan, pembangunan lebih merata dan efisien.

Bagi daerah-daerah yang tidak kecukupan rangka bajanya maka  penanganannya adalah dengan memasangkan konstruksi jembatan sederhana di atas fondasi. Itu biasanya menggunakan batang kelapa atau bahan-bahan alam yang ada di wilayah Wawonii, Konkep.
Konkep merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup melimpah, baik potensi pertanian, perikanan dan perkebunan, maupun potensi pertambangan. Namun masyarakatnya masih susah berkembang karena infrastruktur jalan dan jembatan belum terbangun secara menyeluruh.

Olehnya kata Israwan, masa depan Konkep adalah tergantung bagaimana infrastruktur jalan dan jembatan bisa digenjot dengan cepat. Namun hal itu tentunya tetap memperhatikan kualitas pembangunan.

Pengairan Untuk Swasembada Pangan

Alokasi khusus kurang lebih 20 miliar yang diadapat Dinas PU Konkep diploting di 7 titik pengairan. Hal itu untuk menunjang pertanian dalam hal penyiapan sarana irigasi. 7 titik itu berlokasi di Kecamatan Wawonii Selatan yakni kampung  Wawouso ,  Wungkolo, dan Bobolio. Di Kecamatan Wawonii Tenggara yakni Polara. Di Kecamatan Wawonii Timur Laut yakni Ladianta. Terakhir di Kecamatan Wawinii Utara yakni Lansilolowo dan  Labeau.

“Mudah-mudahan untuk tahap awal di 7 titik itu bisa mendukung perkembangan pertanian dalam hal percetakan sawah,” ujar Israwan.

Kalau berhitung sederhana 7 titik ini, masing-masing bertambah 50 atau 100 hektar lahan sawah baru, pertanian maka kemungkinan ada 350 hektar sampai 700 hektar sawah yang bertambah di 2016 ini. Hal itu kata Israwan bisa memberikan sumbangsi yang besar dalam menjawab kebutuhan pangan untuk kabupaten Konkep.

Di daratan, Konkep potensi pertanian dan perkebunan membentang luas dan sangat menjanjikan. Berbagai macam tanaman pertanian dan perkebunan dapat ditemukan di daerah tersebut. Pertanian juga menjadi sumber ekonomi masyarakat di wilayah yang mekar 2013 itu.

Potensi Konkep ditandai dengan adanya lahan yang cukup luas serta ditunjang dengan banyaknya sungai yang dapat menjadi sumber irigasi. Pulau Wawonii memiliki potensi persawahan sekitar 8.200 bahkan bisa sampai 10.000 hektar . Namun yang tergarap belum sampai 500 hektar.

Potensi tersebut tersebar di enam kecamatan yakni Wawonii Utara, Wawonii Timur Laut,  Wawonii Timur Tenggara, Wawonii Selatan, Wawonii Tengah. Dengan realitas yang ada tersebut, kata Israwan, tidak menutup kemungkinan kelak Konkep akan menjadi daerah swansembada pangan. Sehingga hasilnya dapat disuplay keluar daerah.

100 Unit Rumah Untuk Warga

Memasuki tahun 2016 ini, Konkep mendapat bantuan 100 unit rumah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) dengan anggaran setiap unit rumah mencapai Rp 100 juta. Rumah khusus permanen tersebut diperuntukkan bagi masyarakat yang terkena dampak pembangunan.

Genjot Pembangunan 2016, Dinas PU Konkep Prioritaskan Bangun Jalan dan Infrastruktur
Unit Rumah – Lokasi pembangunan bantuan 100 unit rumah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) di Desa Pasir Putih Kecamatan Wawonii Barat, Kamis (17/3/2016). Petugas lapangan dinas PU sudah mulai melakukan penimbunan di lokasi ini. (ZONASULTRA.COM/ARJAB KARIM)

Israwan mengatakan, yang memiliki hak menerima bantuan rumah misalnya ada warga yang terkena pengugsuran akibat penataan-penataan kabupaten maka bisa mendapat bantuan rumah. Dengan begitu, diharapkan tidak ada warga yang dirugikan akibat pembangunan selama ini.

Namun demikian 100 unit rumah tidak akan cukup karena diperkirakan jumlah yang berhak menerima bantuan itu lebih dari jumlah bantuan. Belum lagi masih terdapat rumah tidak layak huni yang juga perlu perhatian serius.

Secara keseluruhan pemerintah kabupaten telah menyiapkan lokasi seluas 8 hektar di Desa Pasir Putih Kecamatan Wawonii Barat. Mengenai kapan akan dibangun belum dapat diketahui sebab peroses lelang dan tender ditangani langsung Kemepupera di Jakarta.

“Sekarang ini masih tunggu pemenang, namun masih menunggu proses lelang. Tinggal menunggu laporan mereka siapa kontraktor yang memenangkan lelang itu di Jakarta. Kami hanya diberikan gambaran pagu  anggaran perunit yakni kurang lebih seratus juta. Jadi mungkin rumahnya tipe tiga enam,” ujar Israwan.

Program perumahan tersebut merupakan usulan pemerintah daerah Konkep sejak tahun 2014 dan 2015 namun realisasinya di tahun 2016 ini. Kata Israwan, pada tahun 2014 dan 2015 pihaknya memang menyiapkan program data base perumahan tak layak huni di Konkep.

Dari total pendataan yang dilakukan, hampir 3 ribu rumah warga di Konkep belum layak huni. Berdasarkan data tersebut, Kemenpupera yang sudah menyiapkan aplikasi bisa dengan mudah mengidentifikasi rumah-rumah di Konkep.

“Di Sultra hanya ada 2 kabupaten yang diberikan, salah satunya adalah Konkep. Itu karena kita memang sudah persiapkan jauh hari dan kami juga sudah menyiapkan lahan yang begitu luas,” kata Israwan.

Untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan bantuan rumah maka yang mengidentifikasi adalah pemerintah setempat dalam hal ini keluarahan/desa dan kecamatan. Data-data penerima bantuan benar-benar valid maka dina PU mengawasi dengan ketat.

Hingga saat ini usulan yang masuk di dinas PU malah lebih sudah lebih dari 100 kepala keluarga. Sehingga kata Israwan, pihaknya mencoba mengkroscek kembali siapa saja yang benar-benar berhak menerima bantuan rumah.

Stakeholder Harus Serius

Untuk pembanguan tahun 2016 Konkep sebagai daerah daerah yang masih tergolong baru mekar maka pelaku pembangunan dan semua stakeholder harus serius. Lanjut Israwan,  diperlukan peningkatan profesionalisme agar hasil kerja pembangunan benar-benar menjadi optimal.

Genjot Pembangunan 2016, Dinas PU Konkep Prioritaskan Bangun Jalan dan Infrastruktur
Pengaspalan Jalan – Bundaran pertigaan Kota Langara, Kamis (17/3/2016). Pengaspalannya dilanjutkan tahun 2016 ini. (ZONASULTRA.COM/ARJAB KARIM)

“Kerja profesional itu sesuai arahan langsung pari pak bupati yang baru ini (Amrullah). Kita inikan sekarang kebanyakan pekerjaan-pekerjaan pembangunan dilakukan oleh putra daerah Konkep. Olehnya saya selalu mengajak mari kita membangun dengan niatan yang betul-betul untuk kemajuan daerah,” kata Israwan.

Pola kerja yang bagus adalah harus mehami tentang tujuan dan sepesifikasi apa yang terdapat dalam suatu pekerjaan. Kata Israwan, kondisi alam di Konkep tidak dapat dipungkiri selalu menjadi penghambat seperti aksesbilitas yang sulit.

Sumber-sumber material alam untuk membangun tidak seperti daerah lainnya. Konkep atau yang biasa dikenal dengan pulau Wawonii, saat ini terus membangun dengan segala keterbatasannya.

Mengenai pengamatan prilaku kontraktor di tahun 2014 dan 2015 lalu, kata Israwan, dirinya memastikan tidak ada yang mencoba untuk bermain-main dengan pekerjaannya. Hanya saja, memang perlu lebih banyak ditingkatkan terutama dalam hal memahami tujuan kerja.

“Kita selalu berpesan agar para kontraktor itu bisa memberikan pelayanan terbaiknya sehingga bisa menghasilkan karya yang bisa dinikmati masyarakat,” ujar Israwan. (Advertorial)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini