Gubernur BI: Indonesia Masuki Era Inflasi Rendah dan Stabil

55
Gubernur Bank Indonesia Agus D W Martowardojo zs
Agus D W Martowardojo

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mewakili Kelompok Kerja Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Pokjanas TPID), menyampaikan dinamika inflasi sepanjang 2016 hingga pertengahan 2017 menunjukkan bahwa Indonesia memasuki era inflasi yang rendah dan stabil.

Gubernur Bank Indonesia Agus D W Martowardojo zs
Agus D W Martowardojo

Sehingga dapat menjadi momentum kuat untuk mengarahkan inflasi nasional sejajar dengan inflasi negara-negara kawasan. Pada akhir 2016, realisasi inflasi indeks harga konsumen (IHK) tercatat berada pada level 3,02 persen, terendah sejak 2010 dan berada dalam rentang sasaran yang ditetapkan pemerintah sebesar 4,0±1 persen.

“Hingga Juli 2017, inflasi juga masih berada pada level rendah yakni sebesar 2,38 persen (year-to-date), lebih rendah dari sasaran 4,0±1 persen,” ungkapnya melalui siaran pers Bank Indonesia, Kamis (27/7/2017).

Pencapaian penting pengendalian inflasi tidak terlepas kontribusi positif sinergi kebijakan pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah. Salah satu sinergi kebijakan tersebut ialah melalui TPID, yang saat ini jumlahnya mencapai 524.

BACA JUGA :  BI Sultra Sebut Batas Minimal Transaksi QRIS Masih Kewenangan User

TPID berperan aktif dalam menjaga ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan keefektifan komunikasi dalam mengelola ekspektasi, yang pada akhirnya mendukung pengendalian inflasi nasional.

Ke depan, konsistensi kebijakan pengendalian inflasi terus ditempuh antara lain dengan mempercepat pembangunan infrastruktur, menjaga ketersediaan pasokan pangan dan meningkatkan efisiensi tata niaga komoditi pangan, serta memperkuat pengembangan dan optimalisasi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) di era ekonomi digital.

“Sinergi kebijakan juga ditempuh melalui penguatan kelembagaan pengendalian inflasi nasional yang ditandai dengan mengubah nama kegiatan Rakornas TPID mulai tahun ini menjadi Rakornas Pengendalian Inflasi,” tambahnya.

Sementara itu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, menekankan bahwa kunci sukses pengelolaan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ialah melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi yang stabil. Kedua komponen tersebut, patut menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan sehingga perlu ditopang koordinasi dan sinergi kebijakan yang solid di pusat dan daerah.

BACA JUGA :  BI Sultra Sebut Batas Minimal Transaksi QRIS Masih Kewenangan User

Lebih lanjut, Presiden RI kembali menegaskan bahwa pengendalian inflasi sangat penting dalam upaya menjaga daya beli masyarakat dan mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dalam kaitan ini, Presiden RI menggarisbawahi beberapa aspek penting dalam pengendalian inflasi.

Pertama, pergerakan harga di daerah perlu terus dicermati sehingga berbagai risiko yang dapat meningkatkan inflasi dapat segera direspons. Kedua, penguatan sistem informasi pangan perlu konsisten dilakukan sehingga dapat mendukung respons kebijakan pengendalian inflasi secara cepat dan tepat.

“Ketiga, infrastruktur perlu terus diperkuat guna mendukung pengelolaan harga, termasuk harga pangan. Keempat, upaya efisiensi usaha perlu terus ditingkatkan sehingga dapat memperkuat upaya pengendalian inflasi,” tutupnya. (B)

 

Reporter: Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini