Hardiknas 2018, Ini Harapan Tulus Para Guru di Sultra

478
Hardiknas 2018, Ini Harapan Tulus Para Guru di Sultra
HARAPAN DI HARDIKNAS - Guru SMK Tunas Husada Kendari Sitti Normasi berfoto bersama siswanya di SMK Tunas Husada Kendari, Rabu (2/5/2018). (RAMADHAN HAFID/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Setiap 2 Mei, Indonesia merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Bicara pendidikan tentu tidak bisa lepas dari peran tenaga pendidiknya, sebab guru merupakan orang yang berjasa dalam membangun dan mendidik sumber daya manusia.

Hardiknas menjadi momentum bagi para guru untuk menyuarakan harapan dan impiannya. Harapan serupa juga disuarakan oleh tenaga pengajar di Sulawesi Tenggara (Sultra). Simak harapan mereka seperti dirangkum zonasultra.id, Rabu (2/5/2018).

1. Guru SMK Tunas Husada Kendari, Kota Kendari, Sitti Normansi

Menurutnya, Hardiknas menjadi momentum untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Ia berharap kualitas pendidikan sekarang lebih baik kedepannya dan siswa yang dihasilkan dengan sistem pendidikan sekarang lebih berkualitas dan berkarakter.

“Diharapkan siswa dalam proses pembelajaran lebih kritis, kreatif, dan berkarakter, sehingga dihasilkan siswa yang berakhlak mulia dan memiliki wawasan yang luas tentang pendidikan,” kata Sitti Normansi saat di temui di SMK Tunas Husada Kendari.

2. Guru SMPN 10 Kendari, Kota Kendari, Sitti Nurhawati

Sitti Nurhawati mengatakan, peringatan Hardiknas adalah momentum untuk memperkuat komitmen seluruh insan pendidikan agar peradaban dan daya saing bangsa bisa terwujud. Momen ini mengingatkan kembali kepada seluruh insan pendidikan akan filosofi perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan dasar dan arah pendidikan bangsa.

“Dengan Hardiknas kita tingkatkan kualitas iman, takwa, ilmu pengetahuan serta teknologi menuju hari esok yang gemilang,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

3. Guru SMK Negeri 1 Kontunaga, Kabupaten Muna, Mayana

Menurut Mayana, sistem pendidikan Indonesia harus ditinjau ulang, terutama terkait dengan hukuman tindakan disiplin yang dilakukan oleh guru, yang pada waktu dulu dianggap biasa-biasa saja, kini dinilai melanggar HAM. Akibatnya guru seperti menghadapi dilema, di satu sisi harus menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah, sementara di sisi lain, khawatir dikriminalisasi oleh orang tua siswa atau LSM pembela anak atas tuduhan melakukan kekerasan terhadap anak.

“Para guru biasanya diadukan ke aparat kepolisian melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA). UUPA seolah telah menjadi jebakan “batman”, menyandera dan alat untuk melakukan kriminalisasi bagi guru. Jadi harapan saya melalui momen Hardiknas ini, pemerintah harus meninjau kembali UUPA tersebut,” imbuhnya.

4. Guru SMK Pelayaran Napabalano, Kabupaten Muna, Syahlan Ramadan

Syahlan berharap, genarasi muda Sultra sebagai penerus bangsa memiliki karakter dan budi pekerti yang baik, dan benar-benar ingin memajukan bangsa, bukan malah sebaliknya.

“Saya prihatin dengan pelajar saat ini, banyak tayangan video viral mulai dari anak SD hingga SMA, yang tidak sepantasnya dilakukan oleh mereka,” kata Syahlan melalui sambungan telepon-nya.

Ia mengharapkan pendidikan di Indonesia lebih maju dari sebelumnya, dan pihak-pihak terkait meningkatkan kinerjanya sehingga menjadikan peserta didik mempunyai karakter yang mandiri.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

5. Guru SMAN 1 Napabalano, Kabupaten Muna, Suhesti

Guru honorer di SMAN 1 Napabalano ini berharap pemerintah benar-benar memperhatikan nasib tenaga pendidik khususnya guru berstatus honorer.

Menurutnya, guru merupakan orang yang berjasa dan membangun sumber daya manusia. Namun, tentunya tak seindah impiannya sebagai guru honorer yang ada di Kabupaten Muna. Nasibnya pun hingga kini masih tampak buram, meski dituntut untuk lebih giat bekerja dan profesional.

“Apakah tingkat kesejahteraan para tenaga pengajar, khususnya guru honorer ini sudah mencukupi pada Hardiknas tahun ini. Dari tahun ke tahun potret kesejahteraan dan kejelasan nasib guru honorer masih saja suram,” ungkap Olha sapaan akrab Suhesti.

6. Guru MTs Al Mawaddah Warrahmah Kolaka, Kabupaten Kolaka, Sitti Nurfaidah

Kata Ida, sapaan akrab Sitti Nurfaidah, peringatan Hardiknas adalah momen untuk memperkuat komitmen seluruh insan pendidikan. Dengan komitmen tersebut diharapkan dapat menciptakan generasi yang unggul dan berbudaya.

“Momen ini mengingatkan kita kepada seluruh insan pendidikan akan filosofi Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan dasar dan arah pendidikan bangsa. Dengan Hardiknas kita tingkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang diawali dengan peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan,” ujar anggota Ikatan Guru Mata Pelajaran (IGMP) Fisika Kolaka ini. (A)

 


Reporter : Ramadhan Hafid
Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini