Harga Bahan Makanan Turun Penyebab Deflasi di Sultra

50
Minot Purwahono
Minot Purwahono

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat, pada Agustus 2017 Sultra mengalami deflasi sebesar 1,55 persen (mtm). Deflasi terjadi karena didorong oleh penurunan harga bahan makanan, terutama komoditas sayur-sayuran dan ikan segar. Selain itu, tiket transportasi angkutan udara juga mendorong terjadinya deflasi.

Minot Purwahono
Minot Purwahono

Kepala Perwakilan BI Sultra Minot Purwahono dalam rilisnya, Selasa (5/9/2017) menjelaskan laju penurunan inflasi Sultra tertahan oleh peningkatan tekanan inflasi pada kelompok makanan jadi dan kesehatan yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,15 persen (mtm).

Meski secara bulanan mencatatkan deflasi, inflasi tahun kalender Sultra tercatat sebesar 3,85 persen (ytd), lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2016 sebesar 2,76 persen (ytd).

Menurutnya, tekanan inflasi kelompok volatile food (VF) di Sultra semakin berkurang dan mendorong terjadinya deflasi. Penurunan tekanan inflasi pada volatile food, ungkapnya disebabkan oleh deflasi pada komoditas sayuran dan ikan segar. Komoditas sayur-sayuran yang mengalami deflasi antara lain bayam, kangkung, sawi hijau, daun pakis, dan terong panjang. Komoditas ikan segar yang tercacat mengalami deflasi diantaranya ikan cakalang, layang, ekor kuning, rambe, teri, katamba dan ikan kembung.

“Penurunan tekanan inflasi pada komoditas tersebut didorong oleh normalnya pasokan seiring cuaca di Sultra yang kondusif. Juga terjaganya pasokan ikan segar,” terang Minot.

Lebih lanjut ia memaparkan, tekanan inflasi kelompok inti juga mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Kondisi itu disebabkan oleh penurunan tekanan inflasi pada kelompok sandang dan pendidikan. Komoditas sandang yang tercatat mengalami penurunan inflasi yakni sandang untuk anak-anak dan sandang wanita. Sedangkan, penurunan tekanan inflasi pada kelompok pendidikan disumbang oleh penurunan tekanan pada kelompok pendidikan TK dan PAUD.

Sementara itu, tekanan harga pada kelompok administered prices di bulan laporan juga tercatat mengalami penurunan, yang didorong oleh deflasi pada komoditas tarif angkutan udara. Deflasi pada tarif angkutan udara terjadi baik di Kota Kendari maupun Kota Baubau dengan besaran masing-masing -11,31 persen (mtm) dan -23,28 persen (mtm).

Perkembangan inflasi saat ini, mendorong TPID Sultra secara intensif untuk terus memantau pergerakan harga khususnya harga pangan dan memastikan ketersediaan di pasar dengan berkoordinasi bersama pihak-pihak terkait. Kerjasama antar daerah akan terus didorong untuk dapat terealisasi sebagai salah satu alternatif untuk menjamin pasokan barang di pasar dan mengurangi distorsi harga dalam tata niaga. (A)

 

Reporter: Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini