Harga Sayuran Melonjak, BI Sultra Catat Inflasi Juli Terkendali

97
Kepala KPw BI Sultra Minot Purwahono
Minot Purwahono

ZONASULTRA.COM, KENDARI– Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat inflasi pada Juli 2018 masih terkendali, meski beberapa komoditi makanan seperti sayuran mengalami kenaikan harga yang signifikan.

Kepala KPw BI Sultra Minot Purwahono mengatakan, cuaca di wilayah Sultra yang mulai normal sepanjang Juli kemarin mendorong penurunan tekanan inflasi pada kelompok komoditas bahan makanan bergejolak volatile food (VF), khususnya kelompok ikan segar.

Inflasi kelompok volatile food tercatat turun dari 5,90 persen pada Juni 2018 menjadi 2,12 persen pada Juli 2018 (mtm). Komoditas ikan segar yang tercatat mengalami deflasi diantaranya ikan kembung, layang, cakalang, dan cumi-cumi.

Selain ikan segar, komoditas volatile food yang mengalami deflasi yakni bawang merah. Namun, penurunan tekanan inflasi yang lebih besar pada kelompok ini tertahan oleh inflasi pada komoditas sayur-sayuran, cabai rawit, tomat, dan beras.

Sementara penurunan inflasi secara signifikan terjadi pada kelompok administered price dari 2,54 persen pada bulan sebelumnya menjadi sebesar -0,56% (mtm) pada Juli 2018, sehingga mendorong inflasi tahunan kelompok administered price turun menjadi sebesar 2.35 persen year on year (yoy).

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

“Turunnya inflasi pada kelompok administered price terutama didorong oleh deflasi yang terjadi pada tarif angkutan udara di Kota Kendari yang sebesar -22,12% (mtm), meskipun pada saat yang sama di Kota Baubau komoditas tersebut masih mengalami inflasi,” ungkap Minot melalaui rilis pers BI Sultra, Rabu (1/8/2018).

Penurunan inflasi pada kelompok bahan makanan tersebut memberikan andil terkendalinya Inflasi bulan ini. Secara umum Sultra mencatat inflasi sebesar 0,81 persen (mtm) pada Juli 2018, angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 1,99 persen (mtm).

Kemudian, tekanan penurunan inflasi yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan inflasi pada komoditas tarif pulsa seluler dan biaya pendidikan. Secara spasial, Kota Kendari dan Kota Baubau mencatatkan inflasi masing-masing sebesar 0,66 persen (mtm) dan 1,20 persen (mtm).

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

Dengan kondisi tersebut, inflasi tahunan Sultra tercatat sebesar 1,61 persen (yoy) dengan inflasi tahunan untuk Kota Kendari sebesar 1,27 persen (yoy) dan Kota Baubau sebesar 2,50 persen (yoy).

Sementara itu inflasi nasional pada Juli tercatat sebesar 0,28 persen (mtm), dan secara tahunan tercatat sebesar 3,18 persen (yoy) atau masih dalam rentang sasaran inflasi tahun ini sebesar 3,5 ± 1 persen.

Minot menambahkan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sultra akan terus meningkatkan koordinasi dalam rangka mendorong terwujudnya kerjasama antar daerah yang baik.

Terutama dalam hal peningkatan infrastruktur penghubung antar daerah dan pembangunan pasar pengumpul di daerah akan terus dilakukan dalam upaya mengurangi biaya transportasi dalam kegiatan perdagangan antar daerah.

“Koordinasi yang telah terjalin dengan Satgas Pangan dalam melakukan pengawasan peredaran barang juga akan terus ditingkatkan untuk mencegah penimbunan barang,” tukasnya. (B)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini