Hingga Meninggal, Bocah Korban Tabrakan di Konut tak Sempat Dipeluk Orangtuanya

7814
Hingga Meninggal, Bocah Korban Tabrakan di Konut Tak Sempat Dipeluk Orangtuanya
KORBAN KECELAKAAN - Saat-saat terakhir Rizki (4) menghadapi sakrtul maut di RSU Bahteramas Kota Kendari, Kamis (8/2/2018) akibat luka parah pada bagian organ dalam dada, patah tulang dan memar pada bagian wajah setelah mengalami kecelakaan lalulitas di Kelurahan Asera, Kecamatan Asera pada Selasa (6/2/2018).(Jefri/ZONASULTRA.COM).

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Kepergian Rizki (4), menghadap sang khalik memberikan duka mendalam bagi kedua orangtuanya, Nasrul (50) dan Usnawati (40). Keluarga ini merupakan korban kecelakaan lalulintas yang tertabrak mobil Truck Dump Hino 6 roda di Kelurahan Asera, Kecamatan Asera, kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (6/2/2018) lalu.

Akbiat kecelakaan itu, Nasrul, Usnawati dan Rizki harus dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Bahteramas di Kota Kendari. Sayangnya, Rizki yang dirawat terpisah, harus mendahului kedua orangtuanya menghadap sang pencipta.

Hingga Meninggal, Bocah Korban Tabrakan di Konut tak Sempat Dipeluk OrangtuanyaNamun semenjak menjalani perawatan itensif di RSU Bahteramas Kota Kendari sampai mengalami sakaratul maut hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada pukul 02.30 wita, Kamis, (8/2/2018) kemarin, kedua pasangan suami istri (pasutri) ini tak bisa melihat wajah anak bungsunya itu.

Dan yang paling memilukan lagi, mereka tidak dapat mengantar dan menyaksikan jasad buah hatinya itu di makamkan di tempat peristrahatan terakhirnya. Anak tunggal lelaki dari empat bersaudara ini dikebumikan di kampung halamannya.

Keinginan itu harus terbendung karena sejak kecelakaan sampai saat ini, Nasrul yang juga menjabat sebagai Kepala Desa (Kades) Hialu, Kecamatan Landawe beserta istrinya masih terbaring di RSU Bahteramas. Keduanya ditangani oleh dokter medis kerena mengalami patah tulang pada bagian kaki dan tangan serta memar pada bagian wajah.

BACA JUGA :  Hakim Perempuan di PN Andoolo Ungkap Keresahan, dari Minim Fasilitas hingga Rentan Intervensi

Dikisahkan oleh Erni Yeyen Lisma, salah satu keluarga korban, permintaan terakhir bocah malang itu sebelum menghadap sang pencipta, hanya ingin bertemu dengan ayahnya dan meminta dipeluk ibunya.

“Sebelum meninggal, dia (Rizki) panggil-panggil bapaknya sama Mamanya minta supaya dia dipeluk untuk yang terakhir kalinya. Tapi tidak bisa, karena Bapaknya sama Mamanya juga lagi di rawat,” kata Erni Yeyen mengulang kembali saat-saat terakhir Rizki menghadapi sakaratul maut kepada awak media Zonasultra.com, Jumat (9/2/2018).

“Dia sempat ji makan, dia minta gula-gula juga tapi tidak diberikan karena kondisinya yang lagi terluka parah,” kenangnya, saat ia merawat Rizki di ruang pasien.

Sebelum insiden naas itu terjadi, awalnya Nasrul bersama istri dan Rizki hendak menghadiri acara keluarganya di Desa Laronaha, Kecamatan Andowia. Waktu itu Nasrul menggunakan sepeda motor, berboncengan dengan istrinya. Sedangkan Rizki berbocengan dengan pamannya yang juga menggunakan sepeda motor.

Namun saat akan pulang ke rumahnya usai menghadiri hajatan itu, Rizki minta dibonceng ayahnya. Karena dia merasa pusing saat ddibonceng pamannya, tadi.

Saat naik di motor, lanjut wanita berhijab ini, Rizki meminta untuk duduk didepan dengan alasan (Rizki) ingin berbicerita kepada ayahnya. Dalam perjalanan Rizki juga minta dibelikan seragam sekolah, karena sebentar lagi dirinya akan ikut bersama teman-temanya yang lain duduk dibangku pendidikan taman kanak-kanak.

BACA JUGA :  Dorong Peningkatan Kualitas Event Pariwisata, Dispar Sultra Launching KEN 2024

Tapi sayang takdir berkata lain. Ucapan itu ternyata menjadi kenangan cerita terakhir Rizki untuk ayahnya. Motor yang dikemudikan Nasrul terlibat tabrakan dengan mobil dump truck jenis Hino 6 roda tepat di jalan menikiung di Kelurahan Asera.

Kejadian itu membuat Rizki mengalami patah tulang pada kaki kanan dan hancur pada bagian organ dalam dadanya akibat benturan keras dengan bagian depan mobil. Wajahnya juga terlihat memar. Sedangkan ayah dan ibunya mengalami patah tukang bagian paha dan tangan serta luka memar di wajah.

“Bapaknya sama mamanya depresi berat kasian, karena dia sayang sekali itu anaknya. Baru itu anak laki-laki satu-satunya. Setiap pergi di kebun merica selalu sama-sama bapaknya. Mereka selalu pergi berdua. Baru itu Rizki selalu bilang sama bapaknya, pak kebun mericaku ini toh. Bapaknya selalu bilang, iye kebun mericamu nak,” kenang Yeyen mengisahkan.

Kini tak ada lagi canda, tawa dan tingkah lucu Rizki yang selalu menghibur kedua orang tua dan suadara-saudaranya. Iya telah pergi selama-lamannya. Baik Nasrul dan istrinya maupun keluarga besarnya berharap agar pihak penegak hukum betul-betul menjalankan aturan sebagaimana mestinya, mengingat buah hati mereka menjadi korban dalam kecelakaan itu. (A)

 


Reporter : Jefri Ipnu
Editor : Abdul Saban

1 KOMENTAR

Tinggalkan Balasan ke Pupeanggrisna Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini