HMTI Sebut Kejuaraan Bupati Cup I Terindikasi Mark Up

55
ilustrasi_penggelembungan_dana_sepak_bola
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Himpunan Masyarakat Tolaki Indonesia (MHTI) Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) menilai, pelaksanaan turnamen sepak bola Bupati Cup I yang telah selesai dihelat beberapa waktu lalu terindikasi adanya penggelembungan dana (mark up) yang sengaja dilakukan oleh panitia pelaksana.

ilustrasi_penggelembungan_dana_sepak_bola
Ilustrasi

Ketua MHTI Konawe, Muhammad Hajar menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan di lapangan sepak bola Lasandara, Kecamatan Wawotobi, Konawe, sangat jauh dari layak jika dibandingkan dengan anggaran Rp 300 juta yang digelontorkan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Dana dari kegiatan itu bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Konawe.

“Bayangkan saja, kegiatan dengan anggaran sebesar itu di laksanakan seperti tarkam atau kejuaraan agustusan tingkat kecamatan. Bola kaki saja mulai pembukaan sampai final hanya 3 biji itupun di pompa tiap hari,” ungkap Hajar yang juga mengaku sebagai panitia pelaksana, Senin (20/3/2017)

Ia mengaku, yang paling diuntungkan dalam kegiatan itu adalah beberapa oknum panitia seperti Inspektur Pertandingan dan Wasit serta beberapa pengurus lainnya. Ironisnya, anak gawang pada setiap pertandingan bersusah payah memungut bola hanya diberikan upah Rp 200 ribu per orang selama turnamen berlangsung.

Hajar menyatakan, akan membawa persoalan ini ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Konawe, Kejaksaan Negeri Konawe dan beberapa instansi lainnya, sebab anggaran yang digunakan untuk membiayai turnamen tahunan itu berasal dari APBD.

“Saya akan masukan surat sama Pak bupati untuk mengevaluasi kejuaraan dimaksud, saya juga akan minta DPRD menggelar hering terkait kegiatan ini, karena dana yg digunakan adalah APBD. Insya allah saya juga akan menyurati BPKP untuk lakukan audit khusus pada Dinas Pemudan dan Olah Raga serta secara hukum saya akan melaporkan secara resmi kepada pihak Kejaksaan Negeri Konawe,” terangnya.

Ia pun sangat prihatin dengan sikap panitia penyelnggara yang dinilai tidak transparan dalam mengelola anggaran, bahkan pagar pembatas penonton yang dianggarkan oleh panitia dianggap fiktip, sebab pagar yang digunakan merupakan peninggalan Lasandara Cup beberapa waktu lalu.

Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan belum ada komentar dari pihak penyelenggara terkait tudingan dugaan mark up tersebut. (A)

 

Reporter : Restu Tebara
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini