Ini Penyebab Harga Beras di Butur Belum juga Turun

35

Seperti harga beras di pasar Minaminanga, Kecamatan Kulisusu yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan antara 15-20 persen dari harga semula.  =”: 13px;

Seperti harga beras di pasar Minaminanga, Kecamatan Kulisusu yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan antara 15-20 persen dari harga semula.  
 
Beras jenis primer seperti ciliwung dan beras kepala misalnya, untuk ukuran 50 kg sebelumnya dijual dengan harga Rp 500 ribu per karung kini telah naik menjadi Rp 520 ribu, sedangkan untuk ukuran 25 kg dijual Rp 280 ribu per karung dari harga sebelumnya yaitu Rp 260 ribu.
 
Sementara beras biasa untuk ukuran 25 kg kini tetap berada diharga Rp 270 ribu per karung dari harga awal Rp 240 ribu dan ukuran 50 kg dijual Rp 520 ribu per karung dari harga awal Rp 480 ribu.
Seorang penjual beras di Pasar Minaminanga, Mama Iru mengatakan, hingga saat ini harga beras di Butur belum juga mengalami penurunan. Dirinya tetap menjual dengan harga yang sesuai dengan kenaikan harga beras beberapa waktu lalu.
“Beras disini belum turun, yah di Jawa sudah turun tapi kalau di Sultra, apalagi Butur ini belum turun, masih tetap harga tinggi itu,” kata Mama Iru saat ditemui zonasultra.id di kiosnya, Minggu (22/3/2015).
Menurutnya, belum turunnya harga beras di Butur disebabkan kurangnya stok beras akibat petani yang belum panen. Selain itu, stok beras para pedagang yang mereka beli ketika harga beras melambung tinggi juga belum habis terjual.
“Stok beras semakin berkurang, mungkin karena belum panen, terus juga beras yang kita beli masih mahal tidak mungkin dijual lagi mengikuti harga ketika sudah turun, nantikan pasti kita rugi,” ujarnya.
Belum turunnya harga beras tersebut, membuat sebagian masyarakat di Ereke keheranan. Mereka meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Butur sebagai dinas terkait untuk segera turun tangan menyelesaikan masalah tersebut.
“Ini juga pedagang di sini terlalu keenakan, harga beras sudah turun mereka masih jual mahal. Kalau terus seperti ini jelas sangat membebani kami masyarakat biasa,” ujar salah seorang ibu rumah tangga di Butur, Harni.
“Seharusnya Disperindag segera turun tangan menertibkan harga beras ini, jangan hanya duduk-duduk saja di kantor,” lanjutnya lagi.
Ditemui terpisah, Kepala Disperindag Butur, La Ode Sahusu mengungkapkan, pihaknya selalu meninjau kondisi harga di pasar Minaminanga, termasuk harga beras. Namun harga beras yang belum juga turun di Butur disebabkan musim panen yang memang belum tiba. 
Pihaknya yakin dalam waktu dekat ini, harga beras di Butur bakal normal kembali dengan tibanya stok beras dari luar Butur. “Kami juga terus memantau kondisi harga di pasar, tapi saya yakin pasti akan turun,” terangnya.
Sebagai bentuk keseriusan, Disperindag akan segera menggelar rapat dengan berbagai elemen pemerintah dan juga masyarakat untuk membicarakan harga beras yang belum juga turun di Butur. (Darso)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini