Julianti, Putri Landawe Konawe Utara yang Harumkan Nama Bangsa Lewat Cabor Dayung

419

Terlahir dari keluaga sederhana, perempuan benama lengkap Julianti ini tidak pernah menyangka jika dirinya mampu meraih sukses dibidang olahraga bahkan terpilih mewakili Indonesia pada ivent-ivent in

Terlahir dari keluaga sederhana, perempuan benama lengkap Julianti ini tidak pernah menyangka jika dirinya mampu meraih sukses dibidang olahraga bahkan terpilih mewakili Indonesia pada ivent-ivent internasional..
Awalanya putri keenam dari tujuh bersaudara ini tidak terlalu tertarik dengan olahraha dayung, namun karena ajakan teman sekolahnya, pemilik tinggi badan 178 cm pun tertantang dan akhirnya relah berpisah dengan orang tuanya di Landawe menuju Kota Kendari dan tinggal di asrama Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Dia pun pindah sekolah dari SMP 4 Asera ke SMP DDI Kendari.
“Di tempat ini saya berlatih dari nol, karena di kampung saya tidak ada tempat untuk latihan, tapi modal kesunggu-sungguhan dan kemauan keras akhirnya saya mampu,” tutur Juli kepada junalis zonasultra.id, Sabtu (31/1/2015).
Anak pasangan Mahaseng dan dan Dulria inipun tumbuh menjadi pedayung yang bersinar, diapun melanjutkan pendidikan di SMA DDI Kendari dan tetap tinggal di Asrama PPLP Kendari. Prestasi demi prestasi terus diukuirnya, teranyar Juli berhasil menyumpang 3 medali emas untuk Sultra dari cabang dayung rowwing Pada PON Riau 2012. Prestasi inilah yang membuat Juli (sapaan-Julianti) diajak ke Pelatnas untuk mewakili Indonesia.
Dilevel Asia pun juga perempuan yang masih tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Kendari ini sukses meraih prestasi dengan meraih medali emas pada iven internasional SEARS Cup yang diselenggarakan Malaysia pada 2012 setelah sebelumnya di Sea games Indonesia 2010 Juli hanya meraih medali perunggu.
Saat ini Juli kembali dipanggil ke Pelatnas Jati Luhur untuk mengikuti program seleksi sea games Singapura. Sebenarnya ada 3 lagi anak Sultra yang mengikuti seleksi yakni Wa Ode Fitri, Asmun dan Ali Darta.
Lewat olahraga ini Juli sudah mampu meningkatkan taraf hidup keluarga melalui penghargaan-penghargaan yang terus diraihnya. Terbaru Juli sempat pulang kampung untuk mempersembahkan 2 medali emas untuk daerahnya Konawe Utara melalui Pekan olahraga provinsi (Porprov) yang diselenggarakan di Buton Utara, Sultra.
“Dayung bagi saya sudah menjadi bagian dari hidup, sampai kapan pun selama saya mampu saya akan terus menggeluti olahraga ini,” ujarnya.
Hal yang paling membagakan buatnya adalah mampu mengangkat nama daerahnya. Landawe sendiri merupakan daerah dimana masyarakatnya secara fisik tidak seperti masyarakat asli Tolaki, suku asli yang mendiami daratan Sultra. Secara fisik kebanyakn memiliki ciri, tinggi, hidung mancung, mata agak kebiruan, masyarakat ini menamakan diri Suku Culambacu, tidak hanya itu bahas merekapun berbeda dengan suku Tolaki. (Bersambung) (Maul Gani)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini