Kapolda Minta Tak Ada Lagi Mabuk dan Joget di Pesta Adat Buton

2443
Kapolda Minta Tak Ada Lagi Mabuk dan Joget di Pesta Adat Buton
BERTEMU MASYARAKAT - Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Iriyanto bertemu sejumlah tokoh di Desa Lawele, Kecamatan Lasalimu, Buton, Minggu (21/10/2018) usai insiden pembakaran kendaraan dinas polisi. (Foto: Humas Polda Sultra)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Polisi Iriyanto menilai gelaran adat yang saban tahun dilaksanakan di Lawele Kecamatan Lasalimu merupakan tradisi dan kearifan lokal yang patut dilestarikan.

Namun begitu menurut Iriyanto, selaiknya pesta adat tahunan itu dilaksanakan dan berjalan dengan suasana nyaman dan tertib.

Iriyanto mengatakan kearifan lokal harus dijunjung sebagai kekayaan budaya di Indonesia namun jangan sampai ada kegiatan-kegiatan yang negatif seperti joget-joget disertai mabuk-mabukan dibawah pengaruh minuman keras (miras). Karena mabuk itulah pada Minggu (21/10/2018) dini hari kemarin sampai terjadi pembakaran 10 unit kendaraan dinas polisi.

“Tindakan kepolisian sudah berjalan, kita sudah mengamankan 7 orang dan mungkin akan mengembang. Silahkan yang merasa bersalah, melakukan perbuatan pembakaran untuk melaporkan diri. Yang jelas dari 7 orang itu pasti akan mengembang lagi,” ujar Iriyanto yang baru saja tiba di Polda Sultra (Senin, 22/10/2018) usai kungjungan dari Buton dan Baubau.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

(Berita Terkait : Paksakan Joget di Pesta Adat, 10 Unit Kendaraan Polisi di Buton Dibakar)

Pesta adat itu merupakan salah satu bentuk rasa syukur atas rezki dari tuhan yang maha kuasa. Iriyanto menyarankan agar nantinya usai melaksanakan ritual adat dilanjutkan dengan syukuran doa selamat dan ke depan dilaksanakan tausiah (dakwah) dengan menghadirkan tokoh agama.

Masyarakat Buton merupakan masyarakat yang sangat religius dan islami. Iriyanto berharap ke depan perbuatan negatif seperti mabuk-mabukan tak lagi menciderai kegiatan-kegiatan masyarakat.

BACA JUGA :  Usai Mabuk-mabukan, Polisi Ini Main Pistol Lalu Tembak Pacar Sendiri

(Berita Terkait : Penjual Ikan hingga Pelajar Diduga Terlibat Aksi Pembakaran Kendaraan Polisi di Buton)

Sebelumnya pada Minggu, 21/10/2018 Kapolda Sultra Brigjen Polisi Iriyanto berkunjung ke Desa Lawele untuk melaksanakan pertemuan dengan masyarakat usai insiden pembakaran 10 unit kendaraan polisi. Turut hadir sejumlah tokoh yakni Kapolres Buton AKBP Andi Herman, Sekda Buton Zilfar Djafar, Danramil Lasalimu kapt. Inf. La Madjidu, dan sejumlah tokoh lainnya.

Saat pertemuan itu Iriyanto menghimbau agar kejadian pengrusakan tak terulang lagi dikemudian hari. Pelaksanaan pesta adat agar ditata ulang pelaksanaannya. (B)

 


Reporter: Muhamad Taslim Dalma
Editor Tahir Ose

3 KOMENTAR

  1. Apa kha ini akan berlaku di semua desa” yg ada di Buton, di saat perayaan pesta adat selesai tdk acara joget. Tpi menurut saya pak jika melakukan kegiatan acara joget harus ada ke amanan dari pihak yg berwajib untuk terjun langsung kelapangan untuk memantau dan menjaga acara berlangsung sampai selesai,karna acara joget bagi orang desa sdh menjadi hiburan dari tahun ke tahun jauh” hari sebelum ada larangan yg berlaku,krnh kalau di larang tegas pak pasti masyarakat banyak yang kecewa, dan semoga kekecewaan masyarakat tidak menimbulkan konflik seperti yang di lakukan desa lawele..

  2. Pemicu utamanya adalah minuman keras(miras). Apapun kegiatan atau acaranya kalau sudah pengaruh minuman keras pasti akan ada kekacauan, bukan cuma acara joget.

  3. Berarti minum yg harus di basmi, kalau perlu minimal 3 posko polisi di saat perayaan joget jika di izinkan.
    1 posko untuk di bagian jalan kiri 2 orang penjaga
    1 posko untuk di bagian jalan kanan 2 orang penjaga
    1 posko untuk di tempat acara 3 orang penjaga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini