Kekerasan Guru di SMKN 2 Kendari Viral di Medsos, Alumni: Itu Tidak Benar

521
Kekerasan Guru di SMKN 2 Kendari Viral di Medsos, Alumni: Itu Tidak Benar
BUKTI - Bukti postingan akun atas nama Mariant Bafadhal. (Istimewa)

Kekerasan Guru di SMKN 2 Kendari Viral di Medsos, Alumni: Itu Tidak Benar BUKTI – Bukti postingan akun atas nama Mariant Bafadhal. (Istimewa)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Setelah kabar kekerasan di dunia pendidikan mewarnai pemberitaan media di Kota Kendari beberapa hari lalu, kali ini hal serupa kembali muncul.

Jika kemarin kabar kekerasan datang dari SMAN 1 Kendari, kali ini dari SMKN 2 Kendari. Hal itu mencuat setelah salah satu warga yang anaknya sempat mengenyam pendidikan di SMKN 2 mengunggah curhatannya di media sosial Facebook.

Dalam ciutannya, akun Facebook dengan nama Mariant Bafadhal mengisahkan anaknya yang tidak mau datang ke sekolah selama sebulan lamanya. Saat itu anaknya tidak ingin menceritakan kejadian yang dialaminya. Saat dipindahkan ke sekolah lain, barulah anak tersebut terbuka tentang masalahnya di SMKN 2.

“Anakku no 5 sekolah di SMKN 2 Kendari waktu dua bulan lalu. Tapi mogok gak mau sekolah selama satu bulan. Aku pusing, akhirnya kupindahkan di sekolah swasta,” tulis Mariant Bafadhal melalui laman Facebook.

“Setelah dua minggu, baru ngaku. Dia bilang, ibu tau kenapa aku tidak mau sekolah di SMKN 2? Aku ditempeleng Pak Ketut bu. Kagetku minta ampun. Ternyata itu masalahnya,” lanjut Mariant dalam tulisannya di Facebook.

Ketua DPP IKA STM Kendari, Wawan
Wawan

Melihat unggahan tersebut, Ikatan Alumni (IKA) SMKN 2 Kendari meminta kepada pemilik akun segera menghapus postingan tersebut. Dan ternyata benar dihapus.

Ketua IKA STM DPP Kendari, Wawan Gunawan mengatakan, hal yang disampaikan akun Facebook atas nama Mariant Bafadhal tidak benar dan mengada-ngada.

“Kita alumni telah melakukan konfirmasi ke guru yang disebut namanya. Tapi guru kami merasa tidak pernah melakukan itu,” kata Wawan di bilangan eks Mandonga, Rabu (24/10/2017) siang tadi.

“Kata ibu ini, anaknya ditampar di dalam kelas oleh Pak Ketut. Sementara Pak Ketut adalah guru survey, sementara itu anak di audio video (auvi). Jadi dimana nyambungnya,” tambah Wawan.

Wawan mewakili rekan-rekannya sesama alumni meminta kepada pemilik akun Facebook yang dianggap telah menyebar postingan yang tidak benar agar segera meminta maaf.

“Kalau untuk ke jalur hukum, kita belum dulu. Maunya kita bagaimana agar nama sekolah kami baik. Jadi yang kita butuhkan sekarang adalah klarifikasi ulang dari Mariant, serta permintaan maaf kepada sekolah, siswa, alumni, dan seluruh masyarakat,” tegas Wawan. (B)

 

Reporter: Lukman Budianto
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini