Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Konawe Menurun

202
Kadis DP3A : Cici Ita Ristianty
Cici Ita Ristianty

ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Konawe menurun. Dari 79 kasus pada tahun 2017 menjadi 35 kasus pada tahun 2018.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Konawe, Cici Ita Ristianty menuturkan pada tahun 2017 lalu kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak banyak terjadi di Kecamatan Wawotobi. Sementara pada tahun 2018 kasus terbanyak pindah ke Kecamatan Tongauna.

Tahun 2017 Konawe menjadi daerah penyumbang kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tertinggi dari 17 kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara (Sultra). Mayoritas kasusnya adalah perbuatan asusila terhadap anak di bawah umur.

Tahun 2018 terjadi penurunan yang cukup signifikan. Jumlah kasusnya menjadi 35 kasus saja, meskipun kasus asusila terhadap anak masih mendominasi. “Penurunan ini sekaligus membuat Konawe keluar dari posisi terpuncak dalam hal kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujar Cici di ruang kerjanya, Jumat (1/2/2019).

BACA JUGA :  Ini Penjelasan Polda Sultra Terkait Insiden Salah Tembak di Kendari

Penurunan itu, kata Cici, salah satu penyebabnya karena kerja keras dan sosialisasi yang intensif dilakukan DP3A serta dibentuknya Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) yang tersebar di seluruh kecamatan, Kabupaten Konawe.

“P2TP2A ini cukup berperan besar dalam tiap penanganan kasus. Masyarakat yang ingin melapor bisa lebih cepat karena ada di kecamatan mereka. Jadi kami juga bisa cepat menindaklanjuti ketika ada laporan,” jelas Cici yang juga ketua Darma wanita Kabupaten Konawe.

BACA JUGA :  Usai Mabuk-mabukan, Polisi Ini Main Pistol Lalu Tembak Pacar Sendiri

Selain itu, DP3A juga selalu berperan aktif untuk memberikan pendampingan korban di setiap kasus, baik dalam bantuan visum dan psikologis untuk menangani kejiwaan korban yang kebanyakan anak-anak.

“Kami kan memang ada kerjasama dengan pihak rumah sakit daerah, jadi kalau ada warga kurang mampu yang ingin melakukan visum bisa gratis,” katanya.

Terkait tempat rehabilitasi korban, Konawe belum memiliki tempat. “Kami kan terbilang masih baru jadi masih terkendala dengan dana, tapi kami akan berusaha secepatnya mengadakan tempat rehabilitasi,” ucap Cici. (B)

 


Kontributor: Iksanuddin
Editor: Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini