Kemenkeu: Realisasi APBN 2019 Tunjukkan Kinerja yang Sehat

102
Kemenkeu: Realisasi APBN 2019 Tunjukkan Kinerja yang Sehat
KULIAH UMUM - Kepala Subbidang Proyeksi Asumsi Dasar Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Achmad Budi Setyawan memberi materi kuliah umum di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Enam Enam Kendari, Rabu (28/8/2019). (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kepala Subbidang Proyeksi Asumsi Dasar Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Achmad Budi Setyawan mengungkapkan, realisasi APBN tahun 2019 menunjukkan kinerja yang sangat sehat dan kredibel. Per 31 Juli 2019, defisit sebesar 1,14 persen PDB, lebih kecil dari target APBN tahun 2019 sebesar 1,84 persen PDB.

Achmad menyebutkan, keseimbangan primer menuju nol (negatif Rp183,7 triliun) jauh lebih baik dari rencana APBN tahun 2019 sebesar negatif Rp296,0 triliun. Realisasi pendapatan negara sebesar 48,6 persen, dan realisasi belanja negara mencapai 50,2 persen dari target APBN tahun 2019.

Kata dia, APBN tahun 2020 dirancang untuk mendukung akselerasi peningkatan daya saing dan kualitas sumber daya manusia. Pada tahun 2020, penerimaan perpajakan juga menjadi instrumen untuk mendukung investasi dan daya saing melalui pemberian insentif fiskal.

“Fokus belanja pemerintah pusat tahun 2020 untuk mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah yang efisien dan efektif. Defisit anggaran tahun 2020 dijaga 1,76 persen dari PDB, diarahkan semakin sehat dan adaptif menghadapi risiko perekonomian,” kata Achmad dalam materi kuliah umumnya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Enam Enam Kendari, Rabu (28/8/2019).

BACA JUGA :  Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp51,2 triliun di tahun 2023

Achmad juga memberikan gambaran terkait kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Ia menerangkan, kinerja perekonomian domestik cukup baik. Dengan perkembangan ekonomi terjaga sehat maka kesejahteraan masyarakat terus membaik.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen di kuartal 2 (Q2) 2019. Dari sisi inflasi, hingga Juli 2019 terkendali mencapai 0,31 persen (mtm) atau 3,32 persen (yoy), yang didorong peningkatan harga aneka cabai dan biaya sekolah, namun tertahan oleh deflasi tarif transportasi dan beberapa bahan makanan seiring normalisasi permintaan pascalebaran.

“Rupiah cukup stabil dengan kecenderungan menguat dipengaruhi oleh kondusifnya global serta stabilitas perekonomian dalam negeri, per 26 Agustus 2019 nilai tukar Rupiah (JISDOR) sebesar Rp14.261/US$ atau menguat 1,6 persen,” kata dia.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Meningkat Rp1 Triliun

Ia juga menjelaskan, pada tahun ini target Gini Ratio 2019 sebesar 0,38 – 0,39 dengan tantangan disparitas akses permodalan dan kondisi geografis. Target angka kemiskinan 2019 sebesar 8,5 persen – 9,5 persen dengan tantangan akses pangan, kesehatan, dan pendidikan bagi orang miskin. Target pengangguran 2019 sebesar 4,8 persen – 5,2 persen dan IPM sebesar 71,98 persen, dengan tantangan perubahan ekonomi (struktur lapangan kerja), skill mismatch, dan 4th industrial revolution (automasi, artifical intelligence).

Dengan penggambaran tersebut, ia berharap 70 mahasiswa dan staf pengajar dari STIE Enam Enam Kendari, Universitas Halu Oleo, Universitas Sulawesi Tenggara, dan IAIN Kendari dapat meningkatkan pengetahuan dan keterlibatan generasi muda terhadap topik perekonomian dan pengelolaan keuangan negara, serta memahami permasalahan di bidang ekonomi dan fiska, khususnya yang dihadapi Provinsi Sulawesi Tenggara. (b)

 


Kontributor: Sri Rahayu
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini