Kepala SD 5 Palangga Klarifikasi Dugaan Penggelapan Dana Bantuan Siswa

489
Bukti - Salah satu buku catatan bukti penerimaan dana bantuan PIP yang diserahkan dan dicatat pihak sekolah. Para orang tua murid juga membubuhkan tanda tangan selama ini saat anaknya menerima bantuan, Rabu (25/9/2019) (ERIK ARI PRABOWO/ZONASULTRA.COM).

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Kepala SD 5 Palangga Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Junaida menjelaskan beberapa pernyataan orang tua muridnya di media terkait keanehan penyaluran dana bantuan tahunan Program Indonesia Pintar (PIP) selama ini.

Pada tahun 2017 setelah Junaida menjabat sebagai kepala sekolah itu, penerima dana PIP berjumlah total 77 siswa sedangkan pada 2018 total hanya 32 penerima. Ia mengatakan dana tersebut ditransfer secara bertahap dan tidak pasti.

“Tahun 2017 sejak saya menjabat, SD 5 Palangga itu mendapatkan dana PIP ditahap ke-4, itupun hanya 39 orang dulu, ditahap ke-5 kita tidak dapat terus menerus sampai beberapa tahap, nanti ditahap ke-8 barulah kita dapat lagi 23 orang, sampai tahap ke-15 tercatat hanya ada Satu orang penerima, pokoknya tidak menentu uangya masuk, saya tidak tahu masalahnya karena pusat yang transfer,” kata Junaida, menjelaskan kepada awak Zonasultra.Com, Rabu (25/9/2019).

Baca Juga : SD 5 Palangga Konsel Diduga Gelapkan Dana Bantuan Siswa Tidak Mampu

Praktis dengan kondisi seperti itu, pihak sekolah tak bisa menyerahkan bantuan tersebut secara serentak ke semua penerima secara merata karena kondisinya terkadang terlambat ataupun lebih cepat.

“Makanya kadang di tahun 2017 ada anak yang tidak dapat, di tahun 2018 baru dapat, digabung selama dua tahun (dirapel). Contoh, siswa A tahun 2017 harusnya terima Rp450 ribu, ternyata tidak dapat, di tahun 2018 siswa A ini pasti akan dapat Rp900 Ribu. Entah itu dia terima satu kali atau dua kali dalam setahun itu,” paparnya.

BACA JUGA :  Seorang Wanita di Kendari Jadi Korban Salah Tembak Polisi

Lebih jauh Junaida menerangkan, penerima bantuan PIP Rp450 ribu diperuntukan bagi siswa yang duduk di kelas II hingga kelas V sedangkan untuk siswa kelas I dan VI menerima hanya Rp225 ribu.

“Jadi kalau mereka pertanyakan, mengapa anaknya dulu terima sekian, sekarang cuma sekian, itu semua pemerintah pusat yang salurkan bukan kami (sekolah), kadang terlambat kadang juga lebih cepat. Karena dugaan kami, data yang ada di sana itu bisa jadi terlambat diperbaharui,” ujarnya.

“Kan bisa saja 2017 anaknya masih kelas I terima Rp225 ribu, begitu 2018 anaknya sudah naik kelas II, otomatis anak itu masih terima Rp225 ribu kalau datanya masih data lama, begitupun yang siswa dari kelas V ke kelas VI dari Rp450 ribu turun Rp225 ribu, atau bisa saja, terdaftar di kelas I tapi uangya dia terima sudah duduk di kelas III,” ungkapnya.

Ditanya soal kepentinganya memegang buku rekening para siswa penerima, Junaida menegaskan, dirinya hanya berniat untuk membantu para orang tua siswa maupun murid.

BACA JUGA :  Ini Penjelasan Polda Sultra Terkait Insiden Salah Tembak di Kendari

“Rekening para penerima memang kami (sekolah) yang uruskan, begitupun kami yang tarik saat uangya masuk, tapi itu untuk mempercepat dan mempermudah orang tua siswa menerima uang tersebut. Karena kebanyakan mereka tidak tahu harus bagaimana, apa lagi kalau uang itu masuk pasti kami pihak sekolah yang dihubungi. Terkait ATM, itu baru ada, selama ini kami tidak tahu kalau itu sudah ada di bank. Jadi tidak ada niat kami untuk menggelapkan, kami punya bukti penerimaannya selama ini, berapa yang masuk di rekening itu juga yang kita berikan,” jelasnya.

Untuk meredam emosi para orang tua siswa, Junaida telah menyerahkan buku rekening tersebut kepada para orang tua. Dia tak ingin orang tua murid semakin salah paham kepada pihak sekolah.

“Tahun 2019 ini saya belum tahu sudah berapa yang terima, mereka bisa berurusan sendiri langsung dengan pihak bank,” tutupnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah orang tua murid di SD 5 Palangga, Konsel, mengutarakan keanehan dalam proses penyaluran dana bantuan PIP sejak tahun 2017. (B)

 


Kontributor : Erik Ari Prabowo
Editor : Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini