Krisis Air, Warga di Desa Ini Rela Antri Hingga Berjam-Jam

216
Krisis Air, Warga di Desa Ini Rela Antri Hingga Berjam-Jam
KEKERINGAN AIR- Terlihat beberpa warga desa kampong bunga kecamatan Wawolesea Kabupaten Konawe Utara(Konut) Provinsi Sulawesi tenggar(Sultra) yang sedang antri untuk mengambil air bersih dengan menggunakan sebuah jerigen dan galon sebagai wadah penampumgan buat kebutuhan masak,mandi,dll. ini di akibatkan musim panas dan kering yang terjadi berapa pekan terakhir,Rabu(21/1/2016). (Jefri/ZONASULTRA.COM)
Krisis Air, Warga di Desa Ini Rela Antri Hingga Berjam-Jam
KEKERINGAN AIR– Terlihat beberpa warga desa kampong bunga kecamatan Wawolesea Kabupaten Konawe Utara(Konut) Provinsi Sulawesi tenggar(Sultra) yang sedang antri untuk mengambil air bersih dengan menggunakan sebuah jerigen dan galon sebagai wadah penampumgan buat kebutuhan masak,mandi,dll. ini di akibatkan musim panas dan kering yang terjadi berapa pekan terakhir,Rabu(21/1/2016). (Jefri/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM,WANGGUDU– Musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan warga di Desa Kampong Bunga, Kecamatan Wawolesea, Kabupaten Konawe Utara (Konut), mengalami krisis air. Sumber mata air dari gunung yang selama ini tempat mereka ambil air melalui saluran pipa, sudah mengering.

Untuk mendapatkan air bersih, warga di desa tersebut terpaksa harus mencari sumber mata air yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari tempat tinggal mereka. Itu pun harus rela antri hingga berjam-jam. Apalagi air dari pipa yang keluar sangat kecil.

Hapida, salah seorang warga desa Kampong Bunga menuturkan, sebagian besar warga berada di desa yang berada di pesisir pantai ini tak dialiri air bersih akibat kekeringan yang membuat gunung tempat mereka mengambil sumber mata air, sudah tidak sampai lagi mengalir ke rumah-rumah mereka.

“Ini sudah sekitar 8 bulan kita kesulitan air bersih. Kita terpaksa harus sabar antri untuk mengambil air dengan mengunakan jerigen, kalau tidak begini kita tidak bisami memasak atau mandi,” kata Hapida, Kamis (21/1/2016).

Warga lainnya, Baso mengatakan mereka hanya mengaharapkan air gunung sebagai sumber untuk mendapatkan air bersih untuk kebuthan sehari-hari. Apalagi pada umunya desa-desa yang berada di kecamatan Wawolesae ini tidak ada yang menggunakan sumur.

“Kita di sini rata-rata mengaharapkan mata air dari gunung saja, tidak ada yang pakai sumur karena kondisi lokasi yang berada di daerah pegunungan susah kalau kita menggali untuk mendaptkan mata air,” ujar Baso.

Warga setempat sebenarnya dapat membeli air, namun harganya yang mahal berkisar Rp.75.00 per tangki. Dengan pendapatan yang minim, dengan rata-rata penghasialn Rp.400.000- 500 ribu per bulan, tentulah tak disanggupi warga.

Warga sudah beberapa kali meminta bantuan ke pemerintah setempat untuk bisa menanggulangi air bersih di desa mereka, namun sampai sekarang tak ada respon.

Mereka berharap, pemerinta bisa memperhatikan hal ini. Paling tidak membuat sumur bor atau penanganan lain agar desa mereka bisa dialiri air bersih kembali.

 

Penulis : Jefri
Editor : Rustam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini