Lepas Tim Ekspedisi Nusantara, Ini Pesan Hugua

50

Adalah La Ode Saleh Hanan yang dipercaya Hugua untuk memimpin tim ekspedisi yang berasal dari beberapa profesi ini, diantaranya juru kamera, penulis buku, fotografer, sutradara film hingga para kapte

Adalah La Ode Saleh Hanan yang dipercaya Hugua untuk memimpin tim ekspedisi yang berasal dari beberapa profesi ini, diantaranya juru kamera, penulis buku, fotografer, sutradara film hingga para kapten dan nahkoda kapal.
Tim ekspedisi ini akan menjelajahi beberapa pulau di nusantara selama satu bulan penuh mulai Maret hingga April 2015.
Dalam sambutannya, Saleh Hanan menyebut bahwa orang Buton khususnya Wakatobi adalah pelaut ulung yang selalu menggunakan perahu ketika beraktivitas di laut, tapi belakangan tradisi ini mulai banyak ditinggalkan.
Dikatakan, ekspedisi nusantara ini ibarat perumpaan melihat gajah di pelupuk mata. Artinya ekspedisi yang dilakukan untuk menggali dan mengembangkan potensi kemaritiman yang telah lama ditinggalkan. 
Saleh Hanan mengatakan tim ekspedisi yang dipimpinnya ini membawa tiga misi yang diharapkan mampu mengembalikan kekhasan sejarah masa lampau Buton yaitu misi ekonomi, sosial dan budaya. Adapun rute yang dituju dimulai dari Kepulauan Loseng Taliobo, Sanana, Obi, Madapolo, Ternate, Halmahera, Bisol, Pulau Geser, Pulau Banda, Ambon, Pulau Buru dan kembali ke Wakatobi.
“Kami mengikuti jalur kopra, kelapa dan perahu. Indonesia akan hancur jika melupakan kelapa dan perahu. Kami targetkan bulan purnama sudah akan tiba di Pulau Banda,” kata Saleh Hanan.
Sementara itu, Hugua mengungkapkan bahwa ekspedisi ini merupakan wadah untuk mengenang sejarah di masa lalu. Namun sejarah hanya dapat dijadikan pelajaran tetapi tidak untuk hidup layaknya dalam sejarah tersebut.
“Sejarah perlu kita kenang untuk bisa menata masa depan. Kita kenang masa lalu tapi tidak kembali pada masa lalu itu,” kata Hugua.
Hugua berpesan kepada tim ekspedisi ini untuk mencari data dan informasi mengenai sejarah penyebaran tanaman cengkeh yang merupakan rempah bernilai tinggi pada masa lalu. Nama Wangi-wangi berasal dari harumnya bunga tanaman cengkeh. Boleh jadi tanaman cengkeh yang ada di Indonesia Timur asal muasalnya adalah Wangi-wangi mengingat masyarakat Wakatobi adalah para pelaut.
“Wakatobi memegang peranan penting dalan pembangunan kemaritiman Indonesia, karena wakatobi memiliki posisi penting yakni dilalui oleh ALKI dan berada di segitiga karang dunia. Tidak salah kalau ekspedisi ini dilakukan oleh putra-putri Wakatobi, semoga dapat menginspirasi masyarakat lainnya,” tutur Hugua.
Hugua juga mengingatkan kepada semua tim agar membawa pesan kepada masyarakat pulau yang dikunjungi bahwa masyarakat mampu kembali menjadikan sejarah untuk meraih kemakmuran.
Selain itu salah satu pulau yang akan dituju tim ekspedisi tersebut merupakan tempat kelahiran Hugua yaitu Pulau Taliobo. Beberapa tahun lalu, kata dia dirinya diminta masyarakat setempat untuk mencalonkan diri sebagai bupati di daerah itu, tetapi semangat masyarakat Taliobo dijawabnya untuk mencalonkan diri pada pemilihan gubernur tahun 2018 mendatang.
“Sampaikan salam hangat dari Wakatobi dan sampaikan bahwa saya siap jadi gubernur Sultra berikutnya,” cetusnya.
Pemerintah Wakatobi sudah menyurati semua pulau yang akan dituju sehingga tim ekspedisi tersebut akan diterima sesuai adat masing-masing sebab mereka membawa misi sejarah sesuai pergerakan ekonomi masa itu. (Ahmad Dhylun)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini