Lampu “Kerlap-Kerlip” Pameran Seni Rupa di Taman Budaya Terganggu

212
Listrik
PAMERAN SENI RUPA - Pengunjung mengabadikan momen dengan memotret lukisan di pameran seni rupa yang diselenggarakan di Taman Budaya Sultra, Kamis (13/10/2016) malam. Pameran ini mempertunjukkan 30 lukisan dan 10 patung yang merupakan karya dari perupa senior asal Sultra dan Sulsel dan dihadiri seniman dari seluruh penjuru Tanah Air. (Lukman Budianto/ZONASULTRA.COM)
Listrik "Kerlap-Kerlip" Pameran Seni Rupa di Taman Budaya Terganggu
PAMERAN SENI RUPA – Pengunjung mengabadikan momen dengan memotret lukisan di pameran seni rupa yang diselenggarakan di Taman Budaya Sultra, Kamis (13/10/2016) malam. Pameran ini mempertunjukkan 30 lukisan dan 10 patung yang merupakan karya dari perupa senior asal Sultra dan Sulsel dan dihadiri seniman dari seluruh penjuru Tanah Air. (Lukman Budianto/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM,KENDARI- Pengunjung pameran seni rupa di Taman Budaya Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluhkan pemadaman yang sering  terjadi saat berlangsungnya pameran seni rupa  di lokasi ini.

Pantauan Zonasultra, saat pameran yang  berlangsung sejak Kamis (13/10/2016) sore hingga malam, terhitung 10 kali sudah  “kerlap-kerlip”.

Algalih, salah seorang   tamu  yang hadir dalam acara ini pun  sangat kesal  dan  dengan pemadaman tersebut.

“Saya sebagai tamu undangan yang harusnya menikmati pameran ini, jadinya tidak bisa menikmatinya, saya juga sebagai orang Sultra, merasa malu karena kita kedatangan tamu dari Makassar,  Bandung,  Yogyakarta,  bahkan Jakarta,” ungkap Galih.

Suntia salah seorang pedagang makanan yang berjualan tepat di depan Kantor Taman Budaya ini, mengakui memang menarik aliran listrik dari Kantor Taman Budaya.  Hal tersebut menurut pedagang yang hanya berjualan pada malam hari itu dilakukan atas seizin pengelola kantor  imbalnya setiap bulan Suntia membayar Rp 500 ribu

“Iya saya memang ngambil listrik dari dalam mas, dan saya bayar kok, 500 ribu perbulannya, saya nda tau kalo pedagang pedagang yang lain,  yang jelas dari ujung sana di kios, sampai ujung sana penjual sari laut Bandung, juga penjual ikan hias itu setau saya juga ngambil listrik dari dalam ,” tutur pedagang sari laut ini.

Terkait persoalan tersebut Kepala Taman Budaya Sultra, Dody Syahrulsyah yang dikonfirmasi  mengakui   jika memang listrik di Taman Budaya juga dipakai oleh pihak pedagang yang berjualan disekitar lokasi Taman Budaya.

Namun Dodi membantah jika pihaknya sudah memperjual belikan aliran listrik di kantor Taman Budaya yang berada di Jalan Sao-sao Kelurahan Kadia.

“Ia memang ada satu pedagang yang mengambil listrik dari sini, tapi itu gratis, tidak dipungut biaya apapun,” ungkap Dodi kepada zonasultra.id usai pameran seni berlangsung.

Usai menerangkan persoalan  listrik Dody  lantas mengurai keluh kesahya atas minimnya perhatian pemerintah terhadap pemeliharaan kantor Taman Budaya.

“Bayangkan, luas keseluruhan wilayah taman budaya ini sekitar empat hektar, namun biaya yang dikucurkan dari atas hanyalah empat juta pertahunnya, biaya ini hanya untuk empat ratus meter saja,” terang Dody dengan nada kesal.

Kantor Taman Budaya  sebagai wadah aktifitas seni dan budaya menurut Dody harusnya mendapat perhatian serius dari pemerintah salah satunya adalah memberikan anggaran yang layak untuk pemeliharaan lokasi yang luasnya mencapai 4 hektar itu.  (B)

 

Reporter: Lukman Budianto
Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini