Mahasiswa FHIL dan PPs Agronomi UHO Belajar Mikoriza Bersama

148
Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari
Universitas Halu Oleo (UHO)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Puluhan mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Ilmu lingkungan (FHIL) serta Program Pascasarjana (PPs) Agronomi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari mengikuti praktek lapang bersama. Fokus praktek lapang yang dilaksanakan yaitu mengidentifikasi keberadaan fungi (jamur) Mikoriza pada vegetasi hutan pinus di belakang Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara, Sabtu (2/12/2017).

UHO Usul 25 Program Studi Baru
UHO

Kunjungan puluhan mahasiswa itu didampingi langsung oleh dosen pembina mata kuliah, Husna Faad Maondedan Faisal Danu Teheteru.

Husna Faad selaku dosen pembina mata kuliah Interaksi Mikroba dengan Tanaman pada PPs Agronomi mengatakan, pelaksanaan paraktek lapang merupakan bagian dari proses perkuliahan yang harus dilakukan setiap mahasiswa. Praktek lapang juga sebagai upaya agar mahasiswa bisa melihat secara langsung perkembangbiakan fungi mikoriza di vegetasi hutan pinus.

“Selama ini mahasiswa hanya mendapatkan teori di dalam kelas dan belum pernah melihat bagaimana wujud fungi mikoriza. Nah, dengan praktek lapang seperti ini mereka bisa mengidentifikasi jenis fungi mikoriza hidup dalam vegetasi hutan pinus,” ungkapnya.

Fungi mikoriza merupakan mikroorganisme yang bersimbiosis mutualisme (hubungan saling menguntungkan dengan tanaman), tepatnya di perakaran tanaman. Artinya, berdasarkan penelitian, fungi mikoriza yang hidup di perakaran tanaman dapat membantu tanaman menyerap unsur hara (makanan). Kemudian, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan, serangan patogen akar, mempercepat pertumbuhan tanaman budidaya dan masih banyak manfaat lainnya.

“Sebenarnya fungi mikoriza digolongkan menjadi dua kelompok yaitu endomikoriza dan ektomikoriza. Jenis yang diamati oleh mahasiswa di lapangan yaitu jenis fungi ektomikoriza. Jadi, fungi ektomikoriza ini merupakan jenis fungi mikoriza yang dapat dilihat dengan kasat mata. Sedangkan wndomikoriza merupakan fungi mikoriza yang hanya bisa dilihat menggunakan alat bantu mikroskop karena wujudnya yang mikro amat kecil,” ujar mantan Dekan Fakultas Pertanian tersebut.

Ia melanjutkan, selaku pembina mata kuliah, dirinya bersama mahasiswa masih akan mengunjungi beberapa tempat untuk mengadakan praktek lapangan terkait keberadaan mikoriza di berbagai tempat, terutama pada area di bekas tanah tambang di Kolaka.

Bahkan, tahun depan mahasiswa FHIL akan melakukan penanaman pohon di Pulau Bokori. Tentunya, tanaman yang akan ditanam telah berasosiasi dengan fungi mikoriza. Sebab, keuntungan lain dari fungi mikoriza yaitu bisa hidup di daerah salinitas (garam) tinggi.

“Di awal Januari kami akan melakukan penanaman pohon di Pulau Bokori. Pasalnya, vegetasi pepohonan di Pulau Bokori sangat sedikit, sehingga terasa panas. Melalui penanaman ini diharapkan bisa bermanfaat menjadi tempat berteduh pengunjung dari panasnya terik matahari,” kata dia.

Terakhir, Ketua Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI) cabang Sultra itu mengungkapkan pohon yang akan ditanam sudah terasosiasi dengan fungi endomikoriza yang dikembangkan di laboratorium lapangan FHIL. Menurut rencana ratusan pohon cemara laut dan bintaro akan ditanam di Pulau Bokori. (B)

 

Reporter : Sri Rahayu
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini