Maret 2018, Penduduk Miskin di Sultra Turun 6,1 Ribu Orang

330
Angka Kemiskinan di Buton Menurun, Tapi IPM Meningkat
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat jumlah penduduk miskin di Sultra pada Maret 2018 berkurang sebesar 6,1 ribu orang.

Kepala BPS Sultra, Moh Edy Mahmud mengatakan, di wilayah Sultra penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan (GK) pada Maret 2018 sebesar 307,10 ribu orang atau 11,63 persen.

Sebutnya, jumlah tersebut berkurang jika dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang berjumlah 313,16 ribu orang atau 11,97 persen.

“Sehingga, persentase penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 0,34 poin, dari 11,97 persen menjadi 11,63 persen,” jelasnya saat rilis resmi di Kantor BPS Sultra beberapa waktu lalu.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

Ia menyebutkan selama periode September 2017 – Maret 2018, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 4,5 ribu orang, sementara di daerah perkotaan berkurang 1,6 ribu orang.

Dikatakan jika Maret 2018, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan 6,56 persen, menurun 0,57 poin terhadap September 2017 (7,14 persen). Sementara di daerah perdesaan, pada Maret 2018 persentase penduduk miskin sebesar 14,77 persen naik 0,03 poin terhadap September 2017 (14,74 persen).

Dia menuturkan jika selama periode September 2017 – Maret 2018, GK naik sebesar 1,12 persen. Dimana pada September 2017, Rp 300.258 per kapita per bulan menjadi Rp 303.618 per kapita per bulan pada Maret 2018.

BACA JUGA :  7 Keunggulan MacBook Air yang Membuatnya Jadi Pilihan Utama

Sementara itu, untuk Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perkotaan cenderung berkurang sedangkan di perdesaan cenderung meningkat.

Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perdesaan cenderung makin menjauhi garis kemiskinan, dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin membesar atau melebar.

“Sedangkan di perkotaan berlaku sebaliknya,” tutupnya. (B)

 


Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini