Masyarakat Pulau Wangiwangi Takut Konsumsi Ikan

153
Oktawinus - Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wakatobi
Oktawinus

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Masyarakat Wakatobi, khususnya di pulau Wangi Wangi beberapa hari terakhir digegerkan oleh beredarnya kabar tentang banyak warga yang diduga keracunan karena mengkonsumsi ikan.

Oktawinus - Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wakatobi
Oktawinus

Akibatnya, banyak warga memilih makan daging, mie instant, telur, tahu dan tempe. La Apu, salah seorang warga Wangi Wangi mengaku terpaksa memilih makan tahu dan tempe saja, karena khwatir jangan sampai ikan yang dia beli di pasar terkontaminasi racun rumput atau Hama merek Dangke dan kimia lainnya.

“Sekarang ini kebanyakan orang rata-rata takut makan ikan apalagi jenis ikan karang, karena sudah beberapa masyarakat kita yang katanya keracunan, gara-gara makan ikan,” ujarnya.

Mendengar hal itu, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Wakatobi
melalui Kepala Bidang perikanan tangkap, Oktawinus, mengatakan
bakal membentuk tim terpadu yang melibatkan karantina ikan”l,”Ujarnya.

“Informasi ini harus direspon secara baik supaya tidak simpang siur, mengecap ini adalah keracunan ikan, perlu pembuktian lebih lanjut dan hari ini pihak kami sudah melaporkan kepada pemerintah daerah (Pemda) untuk membentuk tim terpadu yang akan melibatkan karantina Ikan supaya kita bisa mengecek tingkat keracunan itu,” katanya ditemui dikantornya kompleks Motika Kecamatan Wangiwangi Selatan. Rabu, (23/8/2017).

Meski begitu, kepada masyarakat ia menghimbau agar lebih selektif mengkonsumsi ikan dan selalu mengkonsumsi ikan dalam keadaan segar.

“Jadi tidak bisa dikatakan keracunan dari ikan kalau belum ada hasil uji laboratoriumnya. Hanya memang secara fisik, bisa kita lihat ikan yang terkena racun, pada bagian mata terlihat buram, pada daerah insang yang berlendir tidak biasanya, bagian kulit ikan juga nampak kusam dan ikan yang terkena bahan kimia biasanya juga tidak dihinggapi oleh lalat,” Himbaunya.

Lebih rinci Oktawinus menjelaskan, langkah antisipasi yang dilakukan adalah memberikan kesadaran pada masyarakat, karena saya yakin kalau kesadarannya baik, tidak mungkin mereka mengkonsumsi ikan beracun yang membahayakan kesehatan mereka sendiri. Jadi penyadaran bukan hanya tanggung jawab DKP, tapi tanggung jawab kita bersama baik itu mitra stakeholder terkait, masyarakat, teman-teman Media Massa juga yang ikut mengkampanyekan.

Sebelumnya, setiap kegiatan sosial, kata dia, kepada nelayan selalu disampaikan untuk selalu menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan.

“Ini masalah ditengah kita menggalakan meningkatkan konsumsi ikan Ayo Makan Ikan namun disatu sisi ada yang keracunan mengkonsumsi ikan, ini adalah tantangan tersendiri. Maka kita harus kita atasi segera hal ini,”pungkasnya. (A)

 

Reporter : Nova Ely Surya
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini