Melatih Kelincahan Loncat Ala Komunitas Parkour Kendari

309
komunitas parkour kendari
komunitas parkour kendari
komunitas parkour kendari
Komunitas Parkour Kendari (Foto : Lukman Budianto/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sejak 2007 olah raga parkour mulai masuk ke Indonesia. Awalnya, parkour dikembangkan oleh warga negara Prancis bernama David Belle. Kehadiran parkour di Indonesia ditandai dengan diluncurkannya situs www.parkourindonesia.web.id. Setelah itu, mulai bermunculan komunitas parkour di daerah-daerah yang masih bernaung di bawah parkour Indonesia.

Seperti di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, (Sultra), sejak tahun 2008 telah terbentuk sebuah komunitas parkour yang diberi nama Parkour Kendari. Komunitas ini beranggotakan 55 orang dengan usia yang beragam, dari usia 12 tahun hingga 30 tahun.

“Olahraga Parkour bisa diartikan dengan olahraga untuk menemukan batas kemampuan diri. Dengan olahraga parkour, setiap individu akan menemukan seberapa jauh kemampuan diri mereka untuk bermanuver dengan menggunakan keahlian tangan dan kaki dengan tidak di bantu oleh alat apapun,” ungkap Didul, salah satu senior dalam komunitas parkour kendari.

Secara rutin, komunitas parkour kendari melaksanakan latihan pada hari Selasa, Kamis dan Minggu di Taman Kota Kendari. Andis, (12) salah satu anggota dengan usia paling muda dalam komunitas ini mengungkapkan, kegiatan parkour ini membuat ia bisa mengenal dan dikenal banyak orang.

“Kegiatan ini tidak mengganggu sekolah saya, karena hari Selasa dan Kamis saya latihan sore hari, dan minggu saya latihan pagi hari,” tutur bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar ini saat ditemui di Taman Kota Kendari.

Parkour di Kota Kendari mempunyai daya tarik tersendiri, bahkan komunitas ini sering kali diundang untuk menampilkan aksinya di berbagai event. Menurut Didul, parkour merupakan olahraga yang berbeda dengan yang lain. Tidak semua orang cukup bernyali untuk mencobanya. Namun, ia berharap agar keanggotaan komunitas parkour ini terus bertambah dan dapat merangkul segala kalangan.

“Olah raga pakour bukan hanya melatih fisik saja, namun dapat terbentuk pencerminan sebuah filosofi moral dengan nilai-nilai tersendiri. Bukan hanya sebuah olahraga saja, tetapi juga sebuah seni dalam gerak tubuh,” tutup Didul. (A)

 

Reporter : Lukman Budianto
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini