Menkop UKM Minta Daerah Siapkan Produk Unggulan

53
Menkop UKM Minta Daerah Siapkan Produk Unggulan
Menkop UMK - Teten Masduki (tengah) usai menyaksikan penandatanganan MoU PT Sarinah (Persero) dengan Provinsi Riau, di Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2019). (Rizki Arifiani/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta setiap daerah menyiapkan produk UMKM unggulan. Produk unggulan tersebut harus siap memasuki pasar global dan mampu bersaing dengan produk asing di dalam negeri.

Teten menegaskan perlunya melakukan prioritas yang membedakan produk unggulannya dengan daerah lain.

“Kita harus mulai membangun ekonomi berbasis keunggulan domestik. Hanya dengan cara itu kita bisa bersaing ke pasar global,” tegas Teten Masduki usai menyaksikan penandatanganan MoU PT Sarinah (Persero) dengan Provinsi Riau, di Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2019).

Teten menuturkan bahwa keunggulan daerah sangat penting karena ke depan model pengembangan UMKM adalah berbasis klaster. Untuk itu, pihaknya meminta pelaku UMKM yang kecil-kecil dan individu bergabung dalam satu wadah, khususnya koperasi.

BACA JUGA :  Realisasi Belanja Negara di Sultra Tahun 2023 Sebesar Rp29 Triliun

“Ini akan memudahkan UMKM masuk ke rantai pasar global. Selama ini UMKM sulit masuk supply chain karena rentang produknya yang terlalu lebar,” ujarnya.

Baca Juga : Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi, Menkop UKM Siapkan 5 Program Strategis

Selain itu, fokus pengembangan produk UMKM juga akan dilakukan di daerah destinasi pariwisata. Setiap destinasi tersebut hanya diminta menjagokan lima produk unggulan daerah agar fokus dalam branding.

Berbicara mengenai produk UKM, Teten mengatakan harus sudah menyangkut nilai tambah produk, contohnya gambut. Menurutnya produk gambut memiliki nilai tambah secara sosial yang tinggi, dan memiliki aspek perlindungan terhadap lingkungan.

BACA JUGA :  7 Keunggulan MacBook Air yang Membuatnya Jadi Pilihan Utama

“Tidak bisa lagi UKM hanya bicara batik, batu akik dan batik. Di Papua contohnya, ada garam bersumber dari pohon dan dijual sangat mahal di luar negeri. Sekarang produk itu harus ada nilai tambah produk,” pungkasnya.

Dia menegaskan pembiayaan tidak akan menjadi masalah bila produknya memiliki nilai jual tinggi, menjalin kemitraan dengan offtaker.

Untuk wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) sendiri kacang mete masih menjadi produk khas Bumi Anoa. Sementara terkait destinasi wisata, Sultra memiliki potensi wisata yang indah dan potensial. (a)

 


Reporter : Rizki Arifiani
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini