Minat Baca Masyarakat Sultra Minim, Ini Penjelasannya

478
ROAD SHOW - Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sultra Hj Wagola, didampingi Bupati Buton La Bakry, Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional, HT Samsul Bahri dan anggota DPRD Sultra Yaudu Salam Ajo, saat pembukaan acara road show pembudayaan kegemaran membaca, di gedung Wakaka, Pasarwajo, Selasa (25/9/2018). Nanang/ZONASULTRA.COM

ZONASULTRA.COM,PASARWAJO – Kurangnya buku bacaan dan sarana prasarana pendukung seperti perpustakaan, serta jarak antara tempat tinggal dan tempat membaca cukup jauh menjadi salah satu penyebab rendahnya minat membaca masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Hal ini dikatakan Plt Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Sultra Hj Wa Gola. Ia menjelaskan, untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, antara lain mengadakan perpustakaan keliling. Ini dimaksud untuk membudayakan kegemaran membaca di wilayah Sultra sehingga nantinya berimplementasi pada meningkatnya pengetahuan masyarakat.

“Untuk itu kita lakukan upaya namanya perpustakaan bergerak, kita yang keluar untuk membawakan buku bacaan kepada masyarakat,”kata Wa Gola kepada sejumlah awak media usai kegiatan road show pembudayaan kegemaran membaca di gedung Wakaka, Pasarwajo, Selasa (25/9/2018).

Pihaknya juga sudah dua tahun terakhir ini sudah membentuk dua perpustakaan desa, hasil kerjasama Mahasiswa KKN Tematik Sultra yang berada di Kabupaten Konawe Selatan dan Konawe. Dimana setiap satu perpustakaan diberikan bantuan 1000 buku bacaan.

Wa Gola berharap, ada masyarakat penggiat literasi yang mau membentuk perpustkaan desa terutama menyiapkan lahan dan bangunannya. Sebab dalam kegiatan ini pihaknya hanya sebatas membantu melakukan pembinaan dengan cara melatih pengelola perpustakaan tersebut.

“Mudah-mudahan ada anak-anak penggiat literasi yang Ingin membentuk perpustakaan desa kami akan bantu atau bina. Dan nanti tenaga penggelolahnya kita akan latih,”jelasnya.

Di tempat yang sama, Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional, HT Samsul Bahri menjelaskan, minat baca di seluruh Indonesia baru sekitar 36,47 persen. Kondisi ini disebabkan oleh minimnya buku dan sarana prasaran perpustkaan yang belum memadai serta tidak terkelola dengan baik.

Selain itu, minimnya tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya pengelola perpustakaan juga menjadi salah satu faktor berkurangnya minat baca di Indonesia. Menyikapi hal itu, pihaknya telah menggelontorkan Dana Alokasi kKhusus (DAK) ke seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia. Namun, untuk tahun ini baru sekitar 300 Kabupaten/Kota yang mendapatkan dana tersebut.

Perpustakaan nasional selama 10 tahun terakhir ini sudah membantun, walaupun masih stimulan, tetapi telah mengadakan mobil keliling di hampir semua Kabupaten/Kota, bahkan ada daerah yang dapat dua unit,

“Juga ada dana alokasi khusus untuk perpustkaan Kabupaten/Kota, tapi tahun ini belum semua baru sekitar 300 Kabupaten/Kota yang dapat,” pungkasnya. (B)

 


Reporter : Nanang
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini