Musik Gambus Sambut Kedatangan Paslon Konasara di Desa Matapila

304

ZONASULTRA.COM, WANGGUDU – Pasangan calon (Paslon) kepala daerah Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) nomor urut 3 Ruksamin-Raup , Jumat (310/10/2015), melakukan kampanye di Desa Matapila, Kecamatan Lasolo.

Ada yang berbeda dengan kampanye-kampanye sebelumnya, kedatangan paslon akronim Konasara ini di Desa Matapila disambut nyanyian adat suku Tolaki dengan sebutan “Gambus” yang diiringi dengan lagu pantun berbahasa suku Tolaki.

Diketahui nyanyian pantun dalam bahasa tolaki dengan menggunakan alat musik gambus acap kali digunakan untuk menyambut tamu-tamu penting. Alat musik tradisional suku tolaki dimainkan 6 orang, masing-masing satu orang memetik gambus sambil mendendangkan lagu pantun tolaki yang kemudian dibalas oleh seorang wanita disampingnya. Seorang lagi memainkan alat gesek biola yang talinya terbuat dari kayu hutan.

Sisanya yang tiga orang memukul gendang, sehingga menghasilkan bunyi yang cukup indah didengar. Ruksamin-Raup sambil duduk berhadapan mendengarkan lantunan musik pantun yang diiringi alat musik gambus itu terlihat senang dan tak henti-hetinya tersenyum.

Para simpatisan yang hadir tiba-tiba bersorak dan bertepuk tangan, saat tanpa diduga calon bupati Ruksamin membalas pantun yang dinyanyikan oleh pemusik alat tradisional suku tolaki itu.

Pemain alat musik gambus Penjol saat dikonfirmasi usai pentas tersebut mengatakan dirinya sering kali membawakan pantun dengan alat musik gambus pada pesta pernikahan.

“Tapi kalau masa kampanye, baru pertama kali saya tampil seperti ini dan itu tidak ada yang meminta, hanya kerelahan saya dan teman-teman untuk menyambut kedatangan Ruksamin-Raup saja,” kata Penjol.

Hal senada dikatakan pembawah pantun perempuan Siti Aminah warga Desa Belalo Kecamatan Lasolo. Dirinya mengungkapkan alat musik gambus yang diiringi dengan pantun saling membalas satu sama lain sudah jarang didapat.

“Seiring perkembangan jaman, alat musik gambus sudah jarang dipertontonkan. Padahal itu salah satu budaya suku Tolaki yang patut dilestarika,,” ujar Siti Aminah.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini