NTP Alami Penurunan, Petani Sultra Belum Sejahtera

107
Kepala BPS Sultra Atqo Mardiyanto
Atqo Mardiyanto

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Sultra pada April 2017 sebesar 94,91. Terjadi penurunan sebesar 1,30 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 96,16.

Kepala BPS Sultra Atqo Mardiyanto
Atqo Mardiyanto

Kepala BPS Sultra Atqo Mardiyanto mengatakan dari tujuh subsektor yang diteliti, BPS mencatat semua subsektor terjadi penurunan. Dia menjelaskan subsektor tanaman pangan (NTPP) 91,27, subsektor hortikultura (NTPH) 88,69, subsektor tanaman perkebunan Rakyat (NTPR) 90,23, subsektor peternakan (NTPT) 104,71, dan subsektor perikanan (NTNP) 113,31.

Menurutnya, kecenderungan penurunan harga di tingkat petani, mendorong nilai tukar petani juga mengalami penurunan. Tetapi dia menyebutkan, ada tiga subsektor yang nilainya sudah diatas angka 100 yaitu peternakan, perikanan, dan nelayan.

“Kalau ini terjadi penurunan ada dua kemungkinan yaitu ongkos produksi menjadi semakin mahal atau harganya semakin murah. Kalau dirujukan dengan inflasi yang terjadi di Kendari kelihatan harganya yang mengalami penurunan,” jelas Atqo saat rilis resmi statistik di Kantor BPS Sultra, Selasa (2/5/2017).

Pada April 2017, Atqo menjelaskan Sultra mengalami inflasi pedesaan sebesar 0,08 persen. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada lima kelompok pendukung yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,91 persen, perumahan 1,08 persen, kelompok sandang 0,12 persen, kelompok kesehatan 0,61 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,06 persen.

Sedangkan kelompok bahan makanan turun sebesar 0,60 persen; serta kelompok transportasi dan komunikasi turun sebesar 0,03 persen.

Sebagai informasi, indeks NTP Nasional sebesar 100,01 atau naik sebesar 0,06 persen dari sebelumnya 99,95. Secara nasional 15 provinsi mengalami kenaikan Indeks NTP, sedangkan 18 provinsi lainnya mengalami penurunan indeks. Kenaikan tertinggi tercatat di Provinsi Gorontalo yaitu sebesar 0,64 persen, sedangkan penurunan terbesar tercatat di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 1,40 persen. (B)

 

Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini