Pasang Surut Prestasi Atlet Sultra di Popnas

185
Pasang Surut Prestasi Atlet Sultra di Popnas
POPNAS - Tim Sepak Takraw Sulawesi Tenggara (Sultra) mejadi cabang olahraga yang memiliki pencapaian tertinggi pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (popnas) di Semarang, dengan torehan medali perak. (M Rasman Saputra/ZONASULTRA.COM)

Pasang Surut Prestasi Atlet Sultra di Popnas POPNAS – Tim Sepak Takraw Sulawesi Tenggara (Sultra) mejadi cabang olahraga yang memiliki pencapaian tertinggi pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (popnas) di Semarang, dengan torehan medali perak. (M Rasman Saputra/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ibarat air laut, prestasi para atlet pelajar Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2017 ini sedang mengalami masa surut. Pasalnya, torehan Ambarani Cs saat tampil di di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) Jawa Barat 2015 lalu ternayta tak bisa diikuti oleh atlet daerah ini saat berlaga pada ajang yang sama di Semarang, Jawa Tengah, tahun ini.

Tahun ini, atlet pelajar dari Bumi Anoa itu hanya berhasil meraih 1 medali perak dan 4 medali perunggu. Dengan hasil itu, poisi Sultra seakan terjun bebas di peringkat 32 dalam daftar perolehan medali dari 35 provinsi peserta Popnas.

Rangking ini tentu mencengangkan. Sebab, saat Popnas di Jawa Barat tahun 2015 lalu, Sultra masih mampu duduk di peringkat 20
dengan menyumbangkan 1 medali emas, 1 medali perak dan 4 medali perunggu.

Cabang olahraga seperti Dayung, Sepak Takraw, Atletik dan Taekwondo yang masuk dalam Program Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) gagal menunjukkan kapasitasnya sebagai andalan untuk mendulang medali pada pesta olahraga dua tahunan terakbar bagi pelajar di Indonesia tersebut.

Keempat cabang olahraga ini tidak mampu menyumbangkan medali emas bagi kontingen Sultra. Dayung yang selama ini menjadi cabang olahraga andalan Sultra untuk mendulang medali emas hanya bisa menyumbangkan medali perunggu saja.

Sementara Atletik yang juga menjadi salah satu andalan Sultra, di ajang Popnas kali ini juga harus puas dengan torehan 2 medali perunggu hasil dari atlet andalannya M Arifin di nomor lari 800 meter putra dan 1.500 meter putra.

Namun prestasi berbeda di cabang Sepak Takraw. Bila selama dua kali perhelatan Popnas, vabang ini senantiasa puasa medali, di laga kali ini berhasil mengakhiri puasa gelarnya dengan menyumbangkan medali perak pada nomor double event putri.

Heriansyah, pelatih sepak takraw Sultra mengatakan, selain mengakhiri paceklik medali di dua Popnas, pencapaian anak asuhnya kali ini adalah hasil yang luar biasa. Sebab sudah hampir 14 tahun, sektor sepak takraw putri tidak pernah menyumbangkan medali di ajang itu.

“Sebuah kesukuran buat kami dari cabang olahraga sepak takraw, sebab atlet putri mampu memutus puasa gelar selama 14 tahun di Popnas. Saya harapkan momentum ini bisa mengembalikan prestasi sepak takraw putri Sultra,”jelasnya pada zonasultra.id.

Asyari Achmad
Asyari Achmad

Namun dibalik keberhasilan sepak takraw, ada satu cabang olahraga yang tampaknya harus menjadi bahan evaluasi bagi Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sultra. Taekwondo sebagai cabang olahraga yang masuk dalam program PPLP sama sekali belum mampu menunjukkan prestasi berarti bagi kontingen Sultra di Popnas.

Enam tahun sejak masuk dalam program PPLP, taekwondo seharusnya sudah mampu memberikan kontribusi prestasi bagi daerah ini. Tetapi hingga saat ini, cabang olahraga asal Korea tersebut belum mampu menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dari prestasinya saat ini.

Dispora sebagai instansi teknis yang menangani PPLP hendaknya bisa melakukan evaluasi terhadap cabang olahraga taekwondo. Harus ada sebuah evaluasi secara menyeluruh terhadap apa yang menjadi penyebab gagalnya tim taekwondo Sultra berprestasi.

Satu cabang olahraga Sultra yang juga harus menjadi bahan evaluasi adalah pencak silat. Cabang olahraga asli Indonesia ini, selama perhelatan Popnas senantiasa menjadi langganan penyumbang medali bagi kontingen Sultra. Tetapi diajang Popnas 2017 ini, jangankan menyumbang medali, tak seorang pun atletnya yang lolos ke Popnas.

Kondisi ini tentunya harus dijadikan bahan kajian Dispora Sultra dalam mengevaluasi prestasi cabang olahraga Pencak Silat. Sebab hal ini tentunya jadi kejutan buat olahraga Sultra, karena cabang olahraga andalan itu gagal lolos ke Popnas.

Kepala Bidang Olahraga Dispora Sultra, Asyari Achmad mengungkapkan, untuk pencapaian seluruh cabor pihaknya akan melakukan evaluasi secara menyeluruh.

Dirinya pun mengakui, kontingen Sultra mengalami penurunan prestasi di Popnas kali ini. Namun hal itu disebabkan materi atlet yang diturunkan rata-rata masih minim pengalaman.

Khusus untuk taekwondo, pihaknya akan segera memanggil pelatihnya guna mengetahui penyebab utama kenapa cabang olahraga ini senantiasa gagal memberikan prestasi di ajang Popnas. Padahal puncak proses pembinaan PPLP adalah bagaimana meraih medali di Popnas.

“Sementara untuk pencak silat kami sudah mengevaluasinya hal ini disebabkan karena persiapan atlet sangat minim ketika tampil di Pekan Olahraga Pelajar wilayah. Saat itu ada tarik ulur informasi apakah pencak silat akan diikutkan Popwil atau tidak, karena dana yang tidak ada. Namun ujungnya satu minggu sebelum Popwil baru ada informasi pencak silat jadi diberangkatkan, jadi dengan begitu hasilnya pun bisa kita kertahui bersama,” katanya.

Terlepas dari semua itu, masyarakat tentunya mengingkan prestasi para atlet itu di semua cabang olahraga akan semakin membaik, bukannya terus menurun seperti halnya pasang-surut air laut. Itu hanya bisa dibuktikan dengan raihan prestasi di ajang Popnas selanjutnya. Bukan dengan retorika dan mencari alasan pembenaran, tapi prestasi. (B)

 

Catatan: M Rasman Saputra
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini