Paslon Walikota yang Andalkan Uang Siap-Siap Kalah

228
money-politik
HASIL SURVEI – Sikap pemilih terhadap tawaran uang dalam pemilihan walikota Kendari 2017. Data tersebut berdasarkan hasil survei Program Studi (Prodi) Ilmu Politik Universitas Halu Oleo (UHO). (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.COM)
money-politik
HASIL SURVEI – Sikap pemilih terhadap tawaran uang dalam pemilihan walikota Kendari 2017. Data tersebut berdasarkan hasil survei Program Studi (Prodi) Ilmu Politik Universitas Halu Oleo (UHO). (Muhamad Taslim Dalma/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pasangan calon (paslon) walikota Kendari yang hanya mengandalkan uang dipastikan akan mengalami kekalahan dalam pemilihan walikota Kendari 15 Februari 2017 mendatang.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UHO Bachtiar mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan Program Studi (Prodi) Ilmu Politik UHO, pengaruh money politik kini sangat kecil. Bahkan pengaruhnya terhadap pemilih hanya sampai 4 persen.

Bahtiar
Bachtiar

“Ini artinya apa. Bahwa kalau calon hanya menyiapkan strategi money politik (politik uang) maka berhati-hatilah karena masyarakat sudah tidak terpengaruh lagi,” kata Bachtiar dalam diskusi Preferensi dan Peta Dukungan Pemilih Pada Pilwali Kota Kendari di Aula Gedung FISIP UHO, Rabu (11/1/2017).

Fenomena yang juga muncul di masyarakat bahwa uang yang dibagi-bagikan oleh kandidat adalah uang rakyat yang wajar jika diambil. Olehnya kata Bachtiar, kadangkala muncul perkataan di masyarakat “ambil uangnya tapi jangan pilih orangnya”.

Selain itu, berdasarkan pemilihan kepala saerah (Pilkada) serentak tahun 2015 lalu, kebanyakan calon kepala daerah yang menang tidak mengandalkan money politik. Bachtiar berharap dengan adanya hasil survey tersebut dapat memberi pesan kepada paslon untuk menghindari politik uang.

Di tempat yang sama, Peneliti Laboratorium Ilmu Politik UHO Husen La Zuada mengatakan sikap pemilih terhadap tawaran uang, memang hanya 4 persen yang akan menerima dan memilih calon yang memberi uang. Survei dilakukan pada 20 Desember 2016 sampai 3 Januari 2017 dengan 400 responden yang ditentukan secara acak.

Pemilih yang akan menerima dan memilih calon yang memberi uang lebih banyak sebesar 2%, yang akan menerima uang dan memilih calon sesuai hati nurani 46%. Sementara pemilih yang akan menerima dan menganggapnya sebagai hadiah 35%.

“13 persen tidak akan menerima ketika ditanya bagaimana sikap anda bila ada orang yang menawari uang, hadiah atau barang dari salah satu pasangan calon,” kata Husen. (A)

 

Reporter : Muhamad Taslim Dalma
Editor : Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini