Pembawa Ajaran Sesat di Konut Dikenal Sebagai Pekerja Bengkel

57

Nasrudin sejak beberapa hari terakhir tidak berada lagi di desa tersebut. Kendati demikian, di rumah orang tua Nasrudin masih terpampang baliho bertulis Pimpinan Daerah Gafatar wilayah Konawe Utara s

Nasrudin sejak beberapa hari terakhir tidak berada lagi di desa tersebut. Kendati demikian, di rumah orang tua Nasrudin masih terpampang baliho bertulis Pimpinan Daerah Gafatar wilayah Konawe Utara serta lambang organisasi tersebut.
Lalu siapa sebenarnya Nasrudin? Oleh warga, pria tersebut dikenal sebagai penduduk desa setempat bahkan merupakan anak seorang pemuka agama.
“Nas (sapaan Nasrusdin) sudah beberapa hari ini sudah tidak ada di sini (Todoloiyo), kemungkinan dia di Kendari, kecuali orang tuanya,” ujar salah seorang warga yang tak ingin menyebut identitasnya.
Ajakan Nasrudin yang oleh Kantor Kementrian Agama Kabupaten Konut disebut pemurtadan kerena tidak mengakui kenabian Muhammad dan larangan sholat tersebut, sudah berhasil mempengaruhi beberapa penduduk.
“Yang dipengaruhi hanya orang-orang terdekatnya saja, sebenarnya ada juga warga yang menolak untuk bergabung, meski diiming-imingi bantuan pertanian,” katanya lagi.
UPTD Todoloiyo sendiri merupakan daerah transmigrasi yang berasal dari daerah Jawa dan Bali serta beberapa warga lokal. UPTD  yang terletak di kaki gunung Oheo itu sendiri masyarakatnya masih menggantungkan hidup pada pertanian dan pengolahan kayu.
Jurnalis Zonasultra.com sempat mendatangi kediaman orang tua Nasrudin yang terletak di luar UPTD tersebut, namun tampak tertutup, para tetangga pun enggan berkomentar banyak terkait keberadaan orang tua Nasrudin.
“Mungkin ada di dalam rumah, tapi sekarang mereka jarang keluar,”celetuk salah seorang tetangga yang juga tak mau namanya ditulis jurnalis online ini.
Melalui salah seorang tetangga, diceritakan sosok Nasrudin sebenarnya dikenal sebagai pria pekerja keras, sebagai pemuda desa dia pun merantau ke beberapa daerah seperti Kota Kendari dan Makassar (Sulsel). Nasrudin juga memiliki keterampilan di bidang perbengkelan.
Semenjak pulang dari Makassar, Nas pun kembali mengajak warga lainnya untuk menganut paham baru. Diantara paham yang dianggap melenceng dari syariah tersebut seperti tidak mengakui kenabian Muhammad dan larangan shalat, naik haji sebagai pemborosan, larangan anak yang belum baliq menyentuh kitab suci Al Quran.
Beberapa saat sebelumnya, Kepala Kantor Kemenag  Kabupaten Konut, Muhammad Natsir meski belum menyimpulkan faham yang diajarkan Nasrudin sebagai aliran sesat, tetapi kegiatan tersebut merupakan upaya pemurtadan terhadap ajaran agama.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Pemda Konut, H Hasram Nur, menyebutkan Pemda Konut saat ini serius dalam menangani kasus tersebut agar tidak semakin meluas.
“Pemda sudah menyerahkan kepada pihak berwewang dalam hal ini Kemenag untuk melihat langsung aktifitasnya, termasuk mengumpulkan bukti-bukti sebagai acuan bupati dalam mengeluarkan keputusan, kalau ini memenuhi unsur hukum maka akan dibawah ke ranah hukum,” ujarnya.(Maul)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini