Pemda Buton Libatkan Pelajar dalam Festival Budaya Tua

138
Kepala Dinas Kebudayaan Buton, Abdul Salam
Abdul Salam

ZONASULTRA.COM, PASARWAJO – Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada Festival Budaya Tua Buton tahun ini Pemerintah Daerah (Pemda) setempat bakal lebih mengutamakan kualitas ketimbang kuantitas. Hal ini dibuktikan dengan adanya pementasan tarian Ngibi dan Linda yang bakal diambil alih pelajar SMA/Sederajat di daerah itu.

“Semua ini untuk memanjakan mata tamu undangan. Karena pelajar SMA/Sederajat dinilai lebih dewasa untuk memperagakannya,”kata Kepala Dinas Kebudayaan Buton, Abdul Salam, Jumat (6/7/2018).

Dia mengatakan, pelibatan sejumlah pelajar SMA/Sederajat itu telah mendapat persetujuan resmi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara (Sultra) yang tertuang dalam bentuk tertulis sebagai balasan dari permintaan pihaknya, beberapa hari lalu.

“Kita sudah mendapat persetujuan dari pemerintah provinsi untuk melibatkan siswa tersebut. Saya sendiri yang pergi di Kendari mengurus itu semua, beberapa hari yang lalu,”ujarnya.

Adapun para pelajar yang akan dilibatkan dalam tari Ngibi dan Linda sebanyak 1.000 orang. Direncanakan akan diambil dari sekolah yang tidak terlalu jauh dengan Ibukota Pasarwajo, seperti kecamatan Wolowa dan Wabula.

Adapun jumlah total penari Festival Budaya Tua Buton para Agustus mendatang sebanyak 5.000 orang. Terdiri dari pelajar 4.000 dari pelajar SMA/Sederajat. Sisanya akan diambil dari pelajar SD dan SMP.

Selain dua tarian tersebut, nantinya ada tiga tarian tradisional Buton yang akan memeriahkan puncak acara festival itu, yakni tari Potimbe, Tati Bosu dan Lawati.

(Baca Juga : Festival Budaya Tua Buton, Pemkab Buton Siapkan 5 Ribu Penari)

“Tahun ini, jumlah peserta tari klosal setengah dari pada tahun lalu,”jelasnya.

Jumlah penari yang akan tampil juga berbeda-beda, tergantung jenis tariannya. Misalnya tari Kaleko akan dipentaskan 750 orang, 750 orang tari Lawati, 1.000 orang tari Bosu, 1.500 orang tari Potimbe, serta 500 orang tari Linda dan 500 orang tari Ngibi

Salah satu alasan hingga jumlah penari dalam festival tahun ini hanya separuh dari tahun lalu, karena Pemda Buton tidak lagi berniat mencari rekor. Namun lebih fokus untuk menampilkan keindahan tarian saat ditonton.

“Kalau 10.000 penari seperti tahun lalu itu terlalu banyak, padat sekali. Jadi seperti tidak beraturan. Makanya kita harus kurangi supaya lebih indah nanti dilihat,”jelas katanya.

Selain tari-tarian, lanjutnya, acara malam Festival Budaya Tua Buton akan diisi dengan lomba kesenian tradisional. Salah satunya lomba lagu daerah dan tarian tradisional dari tujuh Kecamatan se Kabupaten Buton.

“Lagu daerah ini nanti terdiri dari satu lagu wajib dan satu lagu pilihan. Sedangkan kalau lomba tarian, tergantung dari setiap kecamatan. Tujuannya agar setiap kecamatan memunculkan ke publik tarian apa yang belum pernah ditampilkan selama ini,” ungkapnya. (B)

 


Reporter : Nanang
Editor : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini