Pemerintah Harus Siapkan Pasar Untuk Petani di Sultra

446
Anggota DPD Wa Ode Hamsinah Bolu dan Anggota DPR RI Amirul Tamim usai mengikuti Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI yang digelar di Gedung Nusantara DPR RI pada Selasa (16/8/2016). Rizki Arifiani/ZONASULTRA.COM
Anggota DPD Wa Ode Hamsinah Bolu dan Anggota DPR RI Amirul Tamim usai mengikuti Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI yang digelar di Gedung Nusantara DPR RI pada Selasa (16/8/2016). Rizki Arifiani/ZONASULTRA.COM
Anggota DPD Wa Ode Hamsinah Bolu dan Anggota DPR RI Amirul Tamim usai mengikuti Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI yang digelar di Gedung Nusantara DPR RI pada Selasa (16/8/2016). Rizki Arifiani/ZONASULTRA.COM
Anggota DPD Wa Ode Hamsinah Bolu dan Anggota DPR RI Amirul Tamim usai mengikuti Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI yang digelar di Gedung Nusantara DPR RI pada Selasa (16/8/2016). Foto : Rizki Arifiani/ZONASULTRA.COM

 

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Hasil reses anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Daerah Pemilihan (Dapil) khususnya di Sulawesi Tenggara (Sultra), menemukan berbagai persoalan masyarakat terutama di sektor ekonomi.

Anggota DPD RI asal Sultra Wa Ode Hamsinah Bolu dan Anggota DPR Amirul Tamim masing-masing merinci hasil resesnya.

Wa Ode Hamsinah mengatakan, yang menjadi krusial di Sultra adalah infrastruktur selain jalan juga kebutuhan dasar seperti air dan listrik.

“Kemudian kalau untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, potensinya banyak sebenarnya. Saya jalan di Muna Timur luar biasa kepitingnya berlimpah tidak diolah, coklatnya melimpah tidak ada yang beli, jagung panen raya tidak ada yang beli,” ungkap Wa Ode saat ditemui usai acara Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI yang digelar di Gedung Nusantara DPR RI Senayan, Selasa (16/8/2016).

Wa Ode sangat menyayangkan hal ini, pasalnya di daerah Jawa masih kekurangan komoditas pertanian seperti kedelai.

“Menteri pertanian ribut bahwa impor kedelai sangat tinggi, orang makin banyak makan tahu tempe, padahal di Baubau Sorowalio, Maligano, Muna Timur, Pure dan Batu Karo itu mereka produksi kedelai dan produksinya bagus tapi tidak ada yang beli,” jelasnya.

Seharusnya Pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian tidak hanya memacu peningkatan produksi juga harus memikirkan pasarnya. Selain pemasaran, bantuan modal usaha juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk meningkatkan perekonomian.

Senada dengan Wa Ode, Anggota DPR Amirul Tamim sepakat bahwa pasar menjadi persoalan tersendiri bagi petani di Sultra.

“Sebaiknya bagaimana pemerintah menjamin pasar saja dulu, petani sudah terlatih dengan sendirinya untuk memproduksi,” pungkas Amirul.

Menurutnya, persoalan kakao maupun komoditas-konoditas yang lain adalah ketika mereka panen dan menghasilkan uang banyak untuk menyekolahkan anak-anaknya, selesai sekolah sang anak tidak ada yang kembali.

“ada krisis tenaga kerja, jadi budidaya kakao tidak ada peremajaan dan pemeliharaan karena petani-petani tersebut sudah tua,” ungkap Anggota DPR asal Sultra ini.

Angota DPD dan DPR yang bertemu dalam agenda sidang tahunan ini, sepakat mendorong pemerintah untuk memperhatikan perekonomian Sultra, terutama dalam bidang pertanian yang masih membutuhkan perhatian khusus.(B)

 

Reporter : Rizki Arifiani
Editor   : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini