Perayaan Nyepi di Desa Lapoa Konsel Berjalan Lancar

367
Perayaan Nyepi Umat Hindu Di Desa Lapoa Konsel, Berjalan Lancar
mat Hindu di Desa Lapoa Kecamatan Tinaggea Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra) tetap menjalankan ibadah perayaan Nyepi mereka dengan lancar, meskipun berada di daearah yang kategori berpenduduk umat Minoritas.Dari pantauan awak zonasultra tidak terlihat aktifitas yang dilakukan umat hindu di wilayah itu. Meski begitu, aktifitas masyarakat sekitar yang beragama lain juga masih tampak berjalan dengan normal seperti biasa.
Perayaan Nyepi Umat Hindu Di Desa Lapoa Konsel, Berjalan Lancar
NYEPI : Perayaan Ibadah Nyepi Umat Hindu di Desa Lapoa Kecamatan Tinaggea Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (28/3/2017). Dari pantauan awak zonasultra tidak terlihat aktifitas yang dilakukan umat hindu di wilayah itu. (Erik Ari Prabowo/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Umat Hindu di Desa Lapoa Kecamatan Tinaggea Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra) menjalankan ibadah nyepi dengan lancar dan suasana penuh hikmad. Hari ini umat hindu melakuan ritual catur brata penyepian.

Dari pantauan awak zonasultra tidak terlihat aktifitas yang dilakukan umat hindu di wilayah itu. Meski begitu, aktifitas masyarakat sekitar yang beragama lain juga masih tampak berjalan dengan normal seperti biasa.

Kepala Desa Lapoa Iskandar, mengungkapkan,persentase umat hindu di wilayahnya hanya mencapai 20 persen dari total jumlah penduduk sebanyak 1.165 jiwa.

“Selama ini perayaan ibadah nyepi selalu berjalan lancar, selama ini juga warga saya (Umat Hindu) tidak pernah ada yang mengeluh adanya gangguan dari warga yang beragama lain,” ungkap Iskandar saat di temui di rumahnya, Selasa (28/3/2017).

Sementara salah seorang umat hindu yang berhalangan melaksanakan ibadah nyepi, Made Wirta (54), Setelah kedua ritual itu kemudian dilakukan ritual Catur Brata Penyepian. Ada empat hal yang wajib dilaksanakan yakni, Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan dan Amati Lelanguan,” katanya.

Dijelaskan, Amati Geni merupakan ritual untuk berpuasa selama 24 jam saatperayaan Nyepi, tidak boleh memasak apalagi menghidupkan api. Amati Karya dimaknai dengan larangan beraktivitas termasuk bekerja.

“Kalau ritual Amati Lelungan dimaknai dengan berdiam diri di dalam rumah dan Amati Lelaungan dimaknai dengan tidak memperbolehkan meniklmati hiburan,” sebutnya.

Made melanjutkan dirinya bersyukur tinggal di daerah warganya menghargai perbedaan

“Selama ini kami biasa saling membantu, saling gotong royong, kalau lagi giliran hari raya tetangga yang beragama lain kami juga biasa saling bantu,” kata Made.

Warga Lapoa yang lain, Nurhayati (60), saat ditemui, mengaku, saat perayaan nyepi warga desa sering membagikan makanan maupun minuman kemasan kepada para umat hindu yang ada di wilayah itu, sembari memberi ucapan selamat hari raya nyepi.

“Kami biasa silahturahmi, memberi ucapan selamat, kepada mereka (Umat Hindu),” ungkap Nurhayati.

Nurhayati berharap oleransi umat beragama di daerah itu dapat terus terjaga dengan baik. (B)

 

Reporter : Erik Ari Prabowo
Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini