Permodalan Perbankan Menguat, OJK Perkirakan Kredit 2017 Tumbuh Sampai 12 Persen

39
Permodalan Perbankan Menguat, OJK Perkirakan Kredit 2017 Tumbuh Sampai 12 Persen
PAPARAN TARGET - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara Widodo saat menyampaikan pemaparan target 2017, didepan Gubenur Sultra, Ketua DPRD Provinsi Sultra, KPw BI, dan seluruh Industri Jasa Keuangan serta Stakeholders dalam acara tahunan, di Grand Clarion Hotel Kendari, Selasa (7/2/2017) malam. Agar menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan membangun optimisme untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.(Sitti Nurmalasari/ZONASULTRA.COM)
Permodalan Perbankan Menguat, OJK Perkirakan Kredit 2017 Tumbuh Sampai 12 Persen
PAPARAN TARGET – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara Widodo saat menyampaikan pemaparan target 2017, didepan Gubenur Sultra, Ketua DPRD Provinsi Sultra, KPw BI, dan seluruh Industri Jasa Keuangan serta Stakeholders dalam acara tahunan, di Grand Clarion Hotel Kendari, Selasa (7/2/2017) malam. Agar menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan membangun optimisme untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.(Sitti Nurmalasari/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyakini pertumbuhan kredit akan lebih tinggi di 2017 ini.

Hal tersebut dikarenakan permodalan perbankan yang semakin menguat dan prospek ekonomi domestik yang membaik

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sultra, Widodo mengatakan pertumbuhan kredit akan meningkat pada angka sebesar 9 persen sampai 12 persen di 2017. Tentunya didukung dengan selesainya berbagai tantangan yang ada dan pekerjaan rumah. Sehingga ruang untuk terus tumbuh masih sangat lebar.

OJK juga akan mendorong perbankan untuk semakin aktif menyalurkan kredit ke sektor-sektor yang produktif. Selain itu, menggali potensi penyaluran kredit ke berbagai daerah yang potensial namun akses keuangannya masih terbatas.

“Beberapa sektor ekonomi perdagangan, industri pengolahan, dan real estate diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan tersebut,” kata Widodo saat memberikan paparan target OJK 2017 di Grand Clarion Hotel Jalan Edy Sabara Kendari, Selasa (7/2/2017) malam.

Kata Widodo, upaya untuk meningkatkan pertumbuhan kredit akan sangat tergantung pada ketersediaan likuiditas. OJK mengapresiasi program tax amnesty yang berjalan baik sehingga selain dapat menyehatkan postur fiskal juga turut menyumbang bagi tambahan likuiditas ini.

Sementara itu, kebijakan Bank Indonesia tentang perhitungan Giro Wajib Minimum secara rata-rata (GWM) sangat disambut baik oleh OJK. Pihaknya akan terus meningkatkan koordinasi dengan Bank Indonesia sehingga GWM sebagai akselerator dalam pertumbuhan kredit dapat dimanfaatkan dengan mengatur kondisi likuiditas yang lebih fleksibel di masing-masing bank.

Widodo menghimbau industri perbankan untuk melakukan inovasi dalam upaya meningkatkan likuiditasnya terutama pasar modal karena merupakan salah satu sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan baik dalam bentuk penerbitan obligasi maupun dalam bentuk sekuritisasi.

Sejalan dengan itu, perlu ada peningkatan peran Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk pembangunan daerah. Karena sebagian besar BPD saat ini ekposur kreditnya masih didominasi oleh konsumsi.

Untuk itu, OJK meningkatkan kembali komitmen kepada BPD terhadap upaya transformasi BPD melalui peningkatan kemampuan bisnis dan layanan, penguatan ketahanan kelembagaan dan peningkatan kontribusi pembangunan daerah yang didukung dengan SDM yang profesional, infrastruktur yang memadai serta penerapan GCG manajemen risiko dan pengendalian internal yang lebih efektif.

“Perlu adanya peran pemimpin daerah sehingga menentukan keberhasilan program tersebut,” kata dia.

Mengingat total aset seluruh BPD mencapai Rp 525 triliun, seharusnya BPD dapat berperan lebih dalam mendorong pembangunan ekonomi daerah. Dengan demikian, nantinya BPD tidak hanya kompetitif dan kuat, namun juga kontributif bagi pembangunan daerah.

Jelas Widodo, OJK juga akan mendorong kerjasama antara BPD dengan bank-bank BUMN serta bank lainnya sehingga meningkatkan kapasitas BPD.(B)

 

Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini