Pernikahan ADP dan Skenario Head to Head

175

Mantan Ketua Partai Demokrat Sulawesi Tenggara (Sultra) Imran tiba-tiba ditunjuk oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Penunjukan mantan Bupati Konawe Selatan dua periode itu berlangsung di tengah dinamika politik yang meningkat seiring Pilkada 2017.

Andi Syahrir

Penunjukannya hampir pasti mengubah konstelasi pertarungan para calon kepala daerah dalam memperebutkan partai pendukung, terutama pada dua pilkada strategis, yakni Pilwali Kota Kendari dan Pilgub Sultra.

Di Pilwali Kendari, Gerindra sempat mengadu enam bakal calon untuk menyampaikan visi-misinya. Masing-masing adalah Andi Musakkir Mustafa, Abdul Rasak, Amarullah, Abdul Rahman Shaleh, Poppy Manuhutu, dan Iqbal Abdullah Bafadal. Tersisa Musakkir dan Rasak yang belum menyerah. Amarullah meski belum menyatakan “out of race” tapi pergerakannya semakin melemah untuk berburu kursi 01.

Ishak Ismail yang di awal gebrakannya menyasar Gerindra, justru tak pernah mampu mendekati partai yang pernah dipimpinnya itu. Dia malah berpolemik yang mengakibatkan Gerindra kian jauh dari jangkauannya.
Abdul Rasak, kader PAN yang kesulitan menembus barikade bapak-anak Asrun-Adriatma Dwi Putra (ADP), sepertinya memiliki harapan besar terhadap Gerindra. Setelah pergantian ketua Gerindra tingkat provinsi, Rasak harus berhitung ulang.

Imran baru saja resmi menjadi mertua ADP. Bermodalkan status sebagai menantu, ADP memiliki kans besar untuk didukung oleh Gerindra. Seorang mertua tentunya tidak ingin mengecewakan menantunya. Dan Imran memiliki kekuatan besar mengintervensi pimpinan Gerindra di tingkat Kota Kendari.

Sementara ADP, kendatipun hampir pasti diusung PAN, paling tidak masih membutuhkan satu partai lagi untuk menggenapkan dukungan minimal tujuh kursi. Golkar disebut-sebut akan memberikan dukungannya ke ADP.
Jika tiga partai itu mendukung, maka setidaknya 15 kursi berhasil direngkuh ADP maju sebagai kandidat walikota. Itu belum termasuk PKS (4 kursi) yang kemungkinan besar mendorong Sulkarnain sebagai calon wakil. Plus PKB (1 kursi) yang disebut-sebut bergabung dengan ADP. Jika benar demikian, ADP memperoleh dukungan “raksasa” sebanyak 20 kursi atau 57 persen.

“Sapu bersih” yang dilakukan ADP menyisakan hanya PDIP (4 kursi), Demokrat (4 kursi), dan Nasdem (3 kursi) yang memiliki kursi signifikan. Hanya saja, Nasdem telah punya pilihan, yakni Abdul Rasak, yang juga disebut-sebut mendapat dukungan PBB (1 kursi).

Pernikahan Adriatma Dwi Putra Dan Hj. Siska Karina Imran
Pernikahan Adriatma Dwi Putra Dan Hj. Siska Karina Imran

 

Adapun Demokrat, masih menimbang-nimbang untuk bergabung dalam “koalisi gemuk” ADP, mengarahkan dukungan ke Rasak, atau melirik Musaddar Mappasomba yang telah ditinggalkan PKS. Musaddar yang juga sedang merintis jalan menuju kandidat perseorangan, masih menebar asa untuk mendapatkan Demokrat. Hanya saja, posisinya lemah mengingat tidak ada partai lain yang disebut-sebut mendukungnya.

Di sisi lain, Rasak akan berusaha sekuat tenaga untuk menarik Demokrat ke barisannya. Jika terealisasi, Rasak akan mengantongi total delapan kursi (Nasdem, PBB, Demokrat).

Sedangkan PDIP sedang “galau” antara Ishak Ismail dan Zayat Kaemoeddin. Kemungkinan besar, PDIP akan memilih Ishak Ismail yang kemungkinan telah mengantongi dukungan Hanura (2 kursi). Butuh satu partai lagi untuk menggenapkan tujuh kursi dukungan sebagai syarat minimal. Masih ada tersisa PPP (1 kursi) untuk itu jika partai ini mau. Sejauh ini, PPP belum menentukan figur yang didukungnya.

PPP bisa menangguk “untung” besar dari posisinya saat ini. Dia bisa saja menggagalkan “koalisi” PDIP-Hanura, jika partai berlambang Ka’bah ini memilih masuk di gerbong ADP atau Rasak. Mau tidak mau, PDIP dan Hanura akan merajut ulang peruntungannya dengan bersama-sama atau sendiri-sendiri turut bergabung ke ADP atau Rasak.

Jika skenario ini terjadi, Ishak Ismail harus mengubur mimpinya menjadi kandidat walikota. Sedangkan ADP dan Rasak akan berhadap-hadapan, head to head, duel sesama kader PAN. Itu pun jika Musaddar memilih menyerah. Semua masih begitu cair dan begitu dinamis. Oh ya, selamat berbulan madu buat ADP. ***

 

Oleh Andi Syahrir
Penulis Merupakan Alumni UHO dan Pemerhati Sosial

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini