Pertahankan Populasi Rusa, Balai TNRAW Bangun Penangkaran

513
BALAI TNRAW - Kawasan penangkaran rusa Timor yang dibangun Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) di Hutan Pendidikan Tatangge. (DOKUMENTASI BALAI TNRAW)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) tengah membangun kawasan penangkaran rusa. Ini dilakukan untuk mempertahankan populasi rusa yang berada di kawasan taman nasional.

Kepala Balai TNRAW Ali Bahri mengatakan, saat ini sudah ada 30 ekor rusa dalam kawasan penangkaran di area perkantoran taman nasional, atau masuk dalam kawasan hutan pendidikan Tatangge di Desa Tatangge, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan dengan luas sekitar 1 hektar.

Berdasarkan data terakhir yang dihimpun tim Balai TNRAW tahun 2017, jumlah populasi rusa timor atau Cervus timorensis di kawasan taman nasional ada 11 ekor.

Kelompok rusa ini tinggal di tempat yang berbeda, di blok hutan Mandumandula terdata tiga ekor, di blok hutan Tasuando terdapat tiga ekor dan di blok hutan Lampoala ada lima ekor.

“Angka ini tentunya kecil dari harapan kita untuk mempertahankan populasinya, sehingga kita buatkan penangkaran untuk meningkatkan populasi rusa tersebut,” ungkap Ali Bahari dalam acara sosialisi RPJP Balai TNRAW di Swissbel Hotel Kendari, Senin (5/11/2018).

Salah satu penyebab berkurangnya populasi rusa di kawasan taman nasional adalah banyaknya aktivitas perburuan. Ada yang berburu rusa untuk dijual, ada pula untuk dikonsumsi.

Kepala SPTN Wilayah III Balai TNRAW Hasruddin menambahkan, dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, pihaknya menargetkan pertumbuhan populasi rusa mencapai 100 ekor.

Guna mencapai target itu, pihak TNRAW melibatkan partisipasi masyarakat sekitar untuk menjaga kawasan penangkaran rusa tersebut. Nantinya, proses penangkaran akan diawasi langsung oleh ahli penangkaran rusa.

Pertahankan Populasi Rusa, Balai TNRAW Bangun Penangkaran “Ini penting supaya proses penangkaran kita berhasil, apalagi yang perlu diketahui kawasan tempat tinggal rusa padat populasi pangan. Hitungan idealnya 1 hektar minimal ditinggali 10 sampai 15 ekor rusa,” jelasnya.

Selain untuk meningkatkan populasi dan mencegah perburuan, pengembangan kawasan penangkaran rusa ini juga dijadikan sebagai pusat studi pendidikan. Misalnya bagi para dokter hewan yang akan melakukan penelitian ataupun pelajar dan mahasiswa yang ingin mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan rusa.

Rusa jawa atau sambar sunda/Rusa timorensis adalah jenis rusa yang endemik di wilayah pulau Jawa, Bali dan Timur di Indonesia.

Sejumlah literatur penelitian menyebutkan rusa timor merupakan mamalia ruminansia yang memiliki daya adaptasi yang tinggi sehingga mudah diintroduksikan pada daerah yang bukan habitat asalnya.

Status hewan ini adalah langka karena terjadi penurunan populasinya di alam, terutama di Pulau Jawa dan Bali. Perburuan liar, konversi tanah

hutan menjadi lahan pertanian, dan tekanan pertumbuhan penduduk menyebabkan penurunan populasi rusa timor di Pulau Jawa. (B)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini