Petani Kedelai Gagal Panen, Dua Legislator Butur Ini Soroti Kinerja Distan dan BPP

62
Petani Kedelai Gagal Panen, Dua Legislator Butur Ini Soroti Kinerja Distan dan BPP
TATAP MUKA DENGAN PETANI: Suasana tatap muka anggota komisi II DPRD Butur bersama kelompok tani kedelai, Minggu (6/3/2016). Dalam pertemuan tersebut terungkap kalau banyak petani kedelai yang gagal panen. DARSO/ZONASULTRA.COM
Petani Kedelai Gagal Panen, Dua Legislator Butur Ini Soroti Kinerja Distan dan BPP
TATAP MUKA DENGAN PETANI: Suasana tatap muka anggota komisi II DPRD Butur bersama kelompok tani kedelai, Minggu (6/3/2016). Dalam pertemuan tersebut terungkap kalau banyak petani kedelai yang gagal panen. DARSO/ZONASULTRA.COM

 

ZONASULTRA.COM, BURANGA- Untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dengan adanya program nasional untuk penanaman kedelai pada bulan Juni 2015 lalu melalui Dinas Pertanian Buton Utara (Butur), DPRD setempat melalui Komisi II mulai turun lapangan memonitoring kegiatan tersebut.

Dari hasil dialog dengan para petani, diketahui banyak kelompok tani kedelai yang gagal panen. Menyusul bibit yang diperoleh saat ditanam mengalami gagal tumbuh.

Salah satu contohnya, yang dialami masyarakat kelompok tani di Desa Katawo dan Desa Lambale Kecamatan, Kulisusu Barat (Kulbar). Dari delapan jumlah kelompok tani di dua desa tersebut, hanya satu kelompok tani yang tanamanannya berhasil tumbuh dengan baik.

“Saya sampaikan adalah saat pemberian bantuan bibit di bulan Juni ini, kebanyakan dari kami menyimpannya dulu selama satu bulan karena saat itu kami mau selesaikan dulu panen padi. Sebulan kemudian baru kita tanam bibit itu dan hasilnya tidak tumbuh. Ada yang tumbuh tapi dihitung jari,” kata Farlin ketua kelompok tani bangkit asal Desa Kotawo dihadapan Dua anggota DPRD komisi II yakni, Almunatsir dan Alias Dadi Agusman saat berada di balai pertemuan desa Kotawo, Kulbar, Minggu (6/3/2016).

Farlin mengaku heran. Ia tidak tau apa penyebabnya sehingga bibit tersebut tidak tumbuh, apakah bibitnya atau memang karena musimnya yang saat itu karena musim kemarau panjang.

Anggota Komisi II DPRD Butur, Almunatsir langsung mengistruksikan kepada dinas pertanian untuk lebih memperhatikan mutu bibit yang disalurkan kepada para petani. Kemudian, jadwal pendistribusian seharusnya lebih memperhatikan waktu musim tanam. Sebab banyak petani yang ketika disalurkan bibit tidak langsung ditanam, tapi disimpan dulu di rumahnya. Sehingga, kondisi itu berpengaruh dengan kualitas bibit.

“Tolong kepada Dinas Pertanian diperhatikan keluhan para petani ini, supaya kedepannya tidak terjadi kegagalan program,” kata politisi PAN ini.

Dia juga menyoroti kinerja Badan Penyuluh Pertanian (BPP) yang berdasarkan laporan dari para petani kalau tenaga penyuluh pertanian jarang memberikan pendampingan. Mereka terkadang turun dilapangan dengan waktu yang singkat. Padahal, petani menginginkan diberikan penyuluhan baik itu sebelum proses tanam maupun model pencegahan hama.

“Jangan hanya tidur, bangun, datang cek kemudian pulang. Kita jujur saja petani kita ini belum berpengalaman tentang tanaman kedelai, makanya bagaimana penyuluh memberikan ilmu terkait tanaman kedelai ini. Jangan terkesan penyuluh tidak kerja, percuma dibangun kantor BPP tiap kecamatan tapi gak ada orangnya,” terang Almunatzir.

Senada dengan koleganya itu, anggota komisi II lainnya Alias Dadi Agusman mengatakan, sesuai dengan keluhan para petani, hampir sebagian besar masalah yang dihadapi kelompok tani tersebut hampir sama, yakni masalah musim. Karena itu dirinya berjanji akan segera menyampaikan ke dinas terkait untuk melakukan identifikasi awal sebelum melakukan pembagian bibit.

Dalam tatap muka untuk menampung keluhan petani tersebut ikut dihadiri juga camat Kulbar Abdul Salam, beberapa orang perwakilan Dinas Pertanian, Kabag Humas DPRD Butur Rachmat S, serta ketua dan anggota kelompok tani.

 

Penulis : Darso

Editor  : Rustam

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini