Polri Disanjung, Islam Disangka Teroris

58
Polri Disanjung, Islam Disangka Teroris
Jumlin

PERISTIWA penembakan dan peledakan bom di kawasan sekitar Gedung Sarinah Jalan M.H.Thamrin di Jakarta Pusat siang hari 14 Januari 2016 lalu membuat citra Kepolisian Republik Indonesia mendapat pujian, setelah berhasil menangkap pelaku teror. Pujian tersebut tak hanya di dapat dari masyarakat Indonesia namun masyarakat duniapun mengakui kehebatan polisi Indonesia, dalam waktu yang demikian singkat telah dapat menormalkan kembali situasi di Sarinah. Salah satu ungkapan pujian atau apresiasi didapat dari Kepala BIN “Sutiyoso” atas kinerja Polri.

Polri Disanjung, Islam Disangka Teroris
Jumlin

“Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengapresiasi kesigapan Polri dalam mengatasi aksi serangan teroris yang terjadi di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1), bahkan mereka lebih baik dibandingkan kepolisian negara lain dalam mengatasi aksi teror.

“Kurang dari empat jam sudah clear. Sehingga, situasi di Jakarta dapat kembali normal. Dibandingkan negara lain, bisa butuh waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan (menanganinya),” kata Sutiyoso di kantornya di Jakarta, Jumat. (Antara News).

Banyak media memberitakan kinerja Polri, salah satunya “AKBP Untung Sangaji memaparkan pelumpuhan dua pelaku teror yang tejadi di Sarinah lalu. Untung melumpuhkan dua pelaku bom di depab Starbucks Coffe. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah).

Setelah kejadian tersebut, di duga pelaku yang melakukan teror berasal dari kelompok yang mengatasnamakan ISIS, ujar Kepala BIN. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menuturkan, sinyal potensi aksi teror itu telah diberikan sejak November 2015 lalu. Saat itu, BIN menyebutkan jika ratusan alumni ISIS kembali ke Tanah Air. Selain itu, kata dia, terdapat 423 mantan narapidana kasus terorisme yang telah dibebaskan.

BIN, kata dia, juga mendeteksi adanya pelatihan-pelatihan oleh kelompok radikal. “Mereka yang kembali ke Tanah Air ini kan menyebar ke berbagai daerah. Dan kita juga sudah informasikan ke BIN daerah mengenai hal tersebut guna dilakukan monitoring,” ujar Bang Yos, sapaan Sutiyoso. (Antara News/Syaiful Hakim).

Atas peristiwa tersebut, kini Islam mendapat sorotan publik sebagai agama yang menakutkan. Di perparah lagi yang menjadi pelaku teror semuanya adalah nama-nama Islam. Berdasarkan liputan Okezone News, Rumah Sakit Polri kembali mengambil sampel DNA keluarga terduga pelaku teror bom di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Sekitar pukul 09.30 WIB, istri Muhamad Ali, SM (31) keluar dari posko ante mortem yang berada di sebelah utara ruang IGD RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Perwakilan keluarga, sekaligus koordinator tim pembela muslim (TPM), Abu Umar (42) mengaku, kali ini polisi mengambil sampel air liur putra pertama Muhamad Ali. Ia menyebut, kecocokan DNA merupakan syarat pengembalian jenazah kepada keluarga. (Okezone News/Syamsul Anwar Khoemaeni).

Islam dan Jihad

Islam berarti agama yang damai. Seseorang yang mengikuti Islam akan menemukan bahwa dirinya dilingkupi oleh ajaran luhur yang bertujuan untuk mendirikan perdamaian antara manusia dengan Allah, Pencipta segala makhluk; antara sesama manusia; dan antara manusia dengan makhluk Allah lainnya.

Bagaimana mungkin agama semacam ini dapat berurusan dengan isu-isu terorisme? Dan apakah arti kata terorisme? Beberapa kamus mendefinisikan teroris sebagai orang yang secara sistematis menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk mencapai tujuan-tujuan politik atau seseorang yang menguasai atau memaksa pihak lain untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan kekerasan, ketakutan atau ancaman.

Definisi-definisi tadi tercakup dalam Al-Quran dengan dua kata, yaitu fitnah dan ikrah. Di dalam Al-Quran, pada bagian yang pertama, Tuhan memulai membicarakan isu terorisme dengan mengajarkan kaum Muslim agar jangan pernah menjadi teroris.

Dua dari ayat-ayat awal dari keseluruhan Al-Quran menyebutkan, “Fitnah itu lebih besar dari pembunuhan” (Qs. 2:218) atau di sisi Allah penganiayaan, atau membuat orang lain ketakutan secara terus-menerus dalam kehidupan mereka, ialah lebih besar keburukannya dibanding melakukan pembunuhan. Dan selanjutnya “Tidak ada paksaan dalam agama” (Qs. 2 : 257), yaitu, tidak ada satu pun yang memiliki hak untuk memaksa pihak lain untuk memenuhi tuntutan mereka atau memaksa pihak lain untuk mengikuti cara berpikir mereka.

Secara harfiah, kata jihad berasal dari bahasa Arab jahada – yajhadu-juhdan–jihad yang berarti berjuang, bersungguh-sungguh, memberikan yang terbaik, mengerahkan tenaga untuk mencapai tujuan. Secara istilah jihad berarti melakukan yang terbaik untuk menegakkan hukum Allah, membangun, dan menyebarkannya (M. Haniff Hassan, 2007). Jihad dalam Islam disebut jihad fi sabilillah (jihad di jalan Allah). Jihad identik dengan perang atau peperangan. Sebenarnya jihad tidak hanya dalam bentuk perang secara fisik, tetapi juga non-fisik.

Segala usaha untuk menegakkan kalimat Allah (ajaran Islam) secara umum disebut jihad. Mendakwahkan Islam melalui berbagai kesempatan bisa disebut jihad. Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (QS. Al-Baqarah: 190).

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al-Baqarah:218).

Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar (QS. Al-Nisa’: 95).

Jihad bukanTerorisme

Terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban serta merupakan salah satu ancaman serius terhadap kedaulatan setiap negara karena terorisme sudah merupakan kejahatan yang bersifat internasional yang menimbulkan bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat sehingga perlu dilakukan pemberantasan secara berencana dan berkesinambungan sehingga hak asasi orang banyak dapat dilindungi dan dijunjung tinggi.

Adanya kecenderungan mengidentikkan jihad dengan gerakan terorisme sesungguhnya bertujuan untuk menutup rapat-rapat hak setiap orang dalam menentukan hidupnya. Ketika suatu bangsa yang tertindas dan terjajah tidak diberi hak untuk berjuang dan berjihad melawan kesewenangan para penjajah akibat adanya jihad selalu diidentikkan dengan terorisme sesungguhnya telah melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan konstitusi yang ada. Karena baik dalam konteks hukum konvensional maupun hukum agama banyak ditegaskan bahwa orang tertindas akibat penjajahan dan kezaliman berhak membela diri dan mempertahankan tanah airnya.

Dewasa ini telah terjadi revolusi yang cenderung memutarbalikkan fakta dalam memaknai suatu term pemikiran. Akibatnya, banyak orang sudah tidak mengerti mana yang benar dan mana yang salah. Lemahnya kepribadian, baik terhadap diri sendiri maupun teradap nilai-nilai integralistik agama mengakibatkan suatu bangsa yang membela jiwa dan tanah airnya dari kesewenangan para penjajah justeru dianggap sebagai pembangkang bahkan teroris. Sementara pelaku kejahatan yang disaksikan dengan kasat mata oleh semua orang tidak diapaapakan bahkan dijuluki sebagai pahlawan.

Adanya anggapan sebagian orang bahwa Islam adalah agama yang identik dengan darah adalah sesuatu yang aneh. Memutarbalikkan fakta dengan melakukan pemaknaan term tertentu dengan tidak secara proporsional dianggap tidak ilmiah, apalagi jika yang bersangkutan memang pada dasarnya tidak mengerti. Wajar jika orang bijak mengatakan bahwa untuk memberikan penilaian baik terhadap satu term maupun terhadap ideologi tertentu yang kemudian diekspos ke tengah publik maka pertama kali yang mesti diperhatikan ialah memahami maksud term dan ideologi itu sendiri secara baik.

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS. Al-Anfal: 60).

Jadi, terorisme dengan menggunakan kekerasan, kekejaman serta kebengisan dan cara-cara lain untuk menimbulkan rasa takut dan ngeri pada manusia untuk mencapai tujuan jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Islam bertujuan untuk menuntun manusia dalam mencapai kebahagiaan hidupnya dengan dilandasi rasa kasih sayang hanya semata-mata mengharap rido Allah swt.

 

Oleh: Juhlim 

Penulis adalah Kader HMI (MPO) Komisariat FKIP UHO dan Mahasiswa Pendidikan Sejarah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini