Ponakannya Meninggal, Wawan Kecewa dengan Aksi Demo Tolak TKA

8305
Ponakannya Meninggal, Wawan Kecewa dengan Aksi Demo Tolak TKA
MENINGGAL - Seorang bayi perempuan usia 20 bulan bernama Naurah Adzkiyah, warga Desa Lambusa, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, meninggal dunia setelah terlambat mendapat pertolongan medis. (Foto Facebook)

ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Seorang bayi perempuan usia 20 bulan bernama Naurah Adzkiyah, warga Desa Lambusa, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, meninggal dunia setelah terlambat mendapat pertolongan medis. Pasalnya, mobil orangtua sang bayi yang hendak membawa anaknya ke rumah sakit tidak tembus ke Kendari karena jalan utama Konda-Kendari diblokir akibat unjukrasa massa menolak kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China.

Paman bayi, Wawan Setiawan mengungkapkan kekecewaan terhadap massa aksi penolak yang melakukan aksi demonstrasi di pertigaan Desa Konda Satu Kecamatan Konda Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Selasa (30/6/2020) malam.

Wawan mengatakan, ponakanya itu sempat akan dilarikan ke rumah sakit menuju Kota Kendari saat mengalami kejang sekitar pukul 22:00, namun di saat yang bersamaan, jelang kedatangan TKA membuat massa yang tengah berdemonstrasi di jalan menolak kedatangan pekerja asal negeri tirai bambu tersebut bentrok dengan polisi di jalanan hingga membuat jalan poros di wilayah itu tak dapat dilewati.

“Situasi sedang panik, mobil yang membawa ponakan saya ini terpaksa harus putar balik, karena tidak bisa lewat. Mereka menuju Puskesmas tapi di sana peralatan tidak memadai, makanya kita selalu larikan anak ini langsung ke rumah sakit di Kendari,” kata Wawan dihubungi awak zonasultra.id, Rabu (1/7/2020).

Ia menambahkan, ponakanya itu baru dilarikan ke kota Kendari setelah pukul 23:20. Saat itu massa pendemo dan polisi telah membubarkan diri.

“Dijalan waktu menuji kota kendari itu ponakan saya sudah tidak ada, sudah tidak tertolong, terlambat,” paparnya.

Wawan menuturkan, sakit yang diderita ponakanya memang sudah lama, yakni sejak lahir Naura Adzkiya telah mengalami kelainan pada jantungya.

“Makanya dia pengobatanya memang harus selalu ekstra, telat sedikit saja ya begini,” katanya.

Menanggapi hal ini membuat mantan ketua Ikatan Alumni (IKA) STM/SMKN 2 Kendari ini meluapkan kekecewaanya, ia meminta aksi demonstrasi mestinya dapat dilakukan lebih terartur dan damai. Ia tak mau hal seperti ini terulang.

“Demo boleh tapi jangan sampai merugikan orang lain,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah massa berkumpul di pertigaan Desa Konda Satu Kecamatan Konda untuk mencegah masuknya TKA. Massa yang berorasi dijalan tak mau berhenti, hingga polisi menyiram dengan air water cenon ke ara pendemo hingga menyebabkan massa berhamburan dan melempar polisi dengan batu. (a)

 


Kontributor: Erik Ari Prabowo
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini