Presiden Jokowi dan PM Singapura Kompak Bicara Pariwisata

113
Presiden Republik Indonesia dan Perdana Menteri Singapura
Presiden Republik Indonesia dan Perdana Menteri Singapura

Presiden Republik Indonesia dan Perdana Menteri Singapura Presiden Republik Indonesia dan Perdana Menteri Singapura

 

ZONASULTRA.COM, SINGAPURA – Pariwisata dan digital menjadi tema sentral kerjasama Indonesia-Singapore yang disepakati kedua pemimpin negara. Hal itu terungkap dalam pembahasan kerjasama pariwisata di sela-sela kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Singapura, Kamis (7/9).

Dalam pembahasan kedua kepala negara ini, Presiden Jokowi dan PM Lee menyepakati kerja sama pengembangan pariwisata dan ekonomi digital antar kedua negara. Adapun yang diajukan Presiden Jokowi adalah Batam. Satu destinasi di greater Kepri, yang sudah memiliki akses kuat ke Singapore.

Batam juga ideal karena menjadi tempat yang ideal untuk mengembangkan kerja sama ekonomi digital tersebut. Di antaranya pengembangan digital park cluster di Nongsa Batam, pembangunan start-up incubator, program training for trainers baik untuk pekerja IT maupun para dosen.

“Selain ekonomi digital, kerja sama pariwisata juga merupakan peluang besar yang belum di optimalkan. Indonesia memiliki obyek wisata yang sangat lengkap, wisata sejarah, budaya, alam, kuliner ataupun belanja. Destinasi baru terus dikembangkan termasuk ‘Ten New Bali’,” kata Presiden Jokowi, Kamis (7/9).

Sebab itu, Presiden Jokowi ingin Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama dan menyinergikan keunggulan yang dimiliki kedua negara di bidang pariwisata. Di antaranya melalui pengembangan destinasi wisata bersama (joint destinations), kerja sama pengoperasian wisata kapal pesiar, pembangunan dermaga kapal pesiar, peningkatan investasi infrastruktur pariwisata, serta kerja sama pengembangan meeting, incentives, conferences and exhibitions (MICE).

“Kami melakukan pertemuan di sini untuk mewakili kedua pemerintah. Dan kita melihat aspek menguntungkan dalam wisata bahari. Saya sudah menerapkan 10 Bali Baru, dalam waktu 10 bulan ke depan, Danau Toba, Labuan Bajo akan diubah menjadi bandara internasional. Harapannya, makin banyak wisatawan mancanegara yang datang ke indonesia,” tutur Presiden Jokowi.

Kebetulan, tahun ini adalah tahun istimewa bagi Indonesia dan Singapura. Momentumnya berbarengan dengan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Singapura. Kerjasama pariwisata dua negara Asia Tenggara itupun diyakini bakal smooth.

“Tahun ini kita merayakan 50 tahun hubungan diplomatik kita. Singapura telah menjadi mitra utama Indonesia di bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata. Demikian juga Indonesia untuk Singapura,” tutup Jokowi.

Perdana Menteri Lee Hsien Loong juga senada. Dia menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil dan positif. Hal itu yang membuat negaranya tidak ragu bekerja sama atau berinvestasi ke Indonesia.

“Kami menerima banyak turis satu sama lain. Ekonomi Indonesia juga telah tumbuh stabil dan positif. Kami memiliki kesempatan kuat untuk mengembangkan hubungan ekonomi kami, kedua pemerintah dan kedua bisnis kami telah bekerja erat sejak lama. Kali ini investasi akan berfokus pada pariwisata,” ujar Lee Hsien Loong.

Dalam kesempatan itu turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Riset Tenologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Kepala BKPM Thomas Lembong, Kepala BNPB Willem Rampangilei dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura I Gusti Ngurah Swajaya.

Menpar Arief Yahya yang ikut bergabung dalam jajaran menteri yang mendampingi Presiden Jokowi juga ikut memaparkan potensi Pariwisata Indonesia. Paparannya dijabarkan dengan detail dalam diskusi panel dengan paparan berjudul National Policy on Tourism Industry Development.

Dalam paparannya, mantan Dirut Telkom itu menegaskan kemudahan berbisnis di Indonesia telah membaik. Dan sekarang, pemerintah Indonesia tengah getol menyederhanakan peraturan.

“Upaya penyederhanaan peraturan itu untuk memudahkan investasi masuk. Dan saat ini kami sedang mengembangkan 10 destinasi prioritas teratas yang disebut 10 Bali Baru,” ujar Menpar Arief Yahya.

Di kesempatan itu, ia menyebut kembali Singapore adalah transportation hub bagi pariwisata Indonesia. Sebagai gate, menuju “the world next door” Indonesia. Dasarnya, jutaan orang yang transit di Changi Airport, selain 15,5 juta wisatawan yang masuk ke Singapura. Dan saat ini, Singapura adalah titik penghubung Barat-Timur, Utara-Selatan, Tenggara-Barat Laut.

“Karena itu menggenjot promosi di Singapura untuk mendorong ke papan atas dalam pertumbuhan wisman itu menyelesaikan banyak hal. Menaikkan persentase originasi Singapura, otomatis melipatgandakan jumlah wisman yang inbound. Jaraknya dekat, waktu terbang tidak lama, akses pintu banyak, termasuk via pelabuhan di Batam-Bintan. Ditambah lagi ada banyak keunggulan kompetitif dan komparatif dari atraksi yang dimiliki Indonesia, dengan alam dan budayanya,” kata Menpar Arief Yahya di hadapan 500 pebisnis dari Singapura. (*)

– Pariwisata dan digital menjadi tema sentral kerjasama Indonesia-Singapore yang disepakati kedua pemimpin negara. Hal itu terungkap dalam pembahasan kerjasama pariwisata di sela-sela kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Singapura, Kamis (7/9).

Dalam pembahasan kedua kepala negara ini, Presiden Jokowi dan PM Lee menyepakati kerja sama pengembangan pariwisata dan ekonomi digital antar kedua negara. Adapun yang diajukan Presiden Jokowi adalah Batam. Satu destinasi di greater Kepri, yang sudah memiliki akses kuat ke Singapore.

Batam juga ideal karena menjadi tempat yang ideal untuk mengembangkan kerja sama ekonomi digital tersebut. Di antaranya pengembangan digital park cluster di Nongsa Batam, pembangunan start-up incubator, program training for trainers baik untuk pekerja IT maupun para dosen.

“Selain ekonomi digital, kerja sama pariwisata juga merupakan peluang besar yang belum di optimalkan. Indonesia memiliki obyek wisata yang sangat lengkap, wisata sejarah, budaya, alam, kuliner ataupun belanja. Destinasi baru terus dikembangkan termasuk ‘Ten New Bali’,” kata Presiden Jokowi, Kamis (7/9).

Sebab itu, Presiden Jokowi ingin Indonesia dan Singapura meningkatkan kerja sama dan menyinergikan keunggulan yang dimiliki kedua negara di bidang pariwisata. Di antaranya melalui pengembangan destinasi wisata bersama (joint destinations), kerja sama pengoperasian wisata kapal pesiar, pembangunan dermaga kapal pesiar, peningkatan investasi infrastruktur pariwisata, serta kerja sama pengembangan meeting, incentives, conferences and exhibitions (MICE).

“Kami melakukan pertemuan di sini untuk mewakili kedua pemerintah. Dan kita melihat aspek menguntungkan dalam wisata bahari. Saya sudah menerapkan 10 Bali Baru, dalam waktu 10 bulan ke depan, Danau Toba, Labuan Bajo akan diubah menjadi bandara internasional. Harapannya, makin banyak wisatawan mancanegara yang datang ke indonesia,” tutur Presiden Jokowi.

Kebetulan, tahun ini adalah tahun istimewa bagi Indonesia dan Singapura. Momentumnya berbarengan dengan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Singapura. Kerjasama pariwisata dua negara Asia Tenggara itupun diyakini bakal smooth.

“Tahun ini kita merayakan 50 tahun hubungan diplomatik kita. Singapura telah menjadi mitra utama Indonesia di bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata. Demikian juga Indonesia untuk Singapura,” tutup Jokowi.

Perdana Menteri Lee Hsien Loong juga senada. Dia menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil dan positif. Hal itu yang membuat negaranya tidak ragu bekerja sama atau berinvestasi ke Indonesia.

“Kami menerima banyak turis satu sama lain. Ekonomi Indonesia juga telah tumbuh stabil dan positif. Kami memiliki kesempatan kuat untuk mengembangkan hubungan ekonomi kami, kedua pemerintah dan kedua bisnis kami telah bekerja erat sejak lama. Kali ini investasi akan berfokus pada pariwisata,” ujar Lee Hsien Loong.

Dalam kesempatan itu turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Riset Tenologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Kepala BKPM Thomas Lembong, Kepala BNPB Willem Rampangilei dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura I Gusti Ngurah Swajaya.

Menpar Arief Yahya yang ikut bergabung dalam jajaran menteri yang mendampingi Presiden Jokowi juga ikut memaparkan potensi Pariwisata Indonesia. Paparannya dijabarkan dengan detail dalam diskusi panel dengan paparan berjudul National Policy on Tourism Industry Development.

Dalam paparannya, mantan Dirut Telkom itu menegaskan kemudahan berbisnis di Indonesia telah membaik. Dan sekarang, pemerintah Indonesia tengah getol menyederhanakan peraturan.

“Upaya penyederhanaan peraturan itu untuk memudahkan investasi masuk. Dan saat ini kami sedang mengembangkan 10 destinasi prioritas teratas yang disebut 10 Bali Baru,” ujar Menpar Arief Yahya.

Di kesempatan itu, ia menyebut kembali Singapore adalah transportation hub bagi pariwisata Indonesia. Sebagai gate, menuju “the world next door” Indonesia. Dasarnya, jutaan orang yang transit di Changi Airport, selain 15,5 juta wisatawan yang masuk ke Singapura. Dan saat ini, Singapura adalah titik penghubung Barat-Timur, Utara-Selatan, Tenggara-Barat Laut.

“Karena itu menggenjot promosi di Singapura untuk mendorong ke papan atas dalam pertumbuhan wisman itu menyelesaikan banyak hal. Menaikkan persentase originasi Singapura, otomatis melipatgandakan jumlah wisman yang inbound. Jaraknya dekat, waktu terbang tidak lama, akses pintu banyak, termasuk via pelabuhan di Batam-Bintan. Ditambah lagi ada banyak keunggulan kompetitif dan komparatif dari atraksi yang dimiliki Indonesia, dengan alam dan budayanya,” kata Menpar Arief Yahya di hadapan 500 pebisnis dari Singapura. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini