Rasio Peneliti Indonesia Masih Kalah dari Negara Tetangga

34

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengakui geliat penelitian di Indonesia masih kalah dibandingkan dengan negara di kawasan ASEAN seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.

Intan Ahmad, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti mengatakan, setiap satu juta penduduk Indonesia, baru ada sekitar 500-600 orang yang bergelut dalam dunia penelitian. Jumlah tersebut masih sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Malaysia yang sudah menghasilkan penelitian 2.000 lebih per sejuta penduduk atau Singapura yang penelitiannya mencapai 8.000 per sejuta penduduk.

“Belanja riset Indonesia masih sangat rendah. Ini juga yang membuat kita sangat tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga. Padahal mahasiswa-mahasiswa kita banyak yang berprestasi, begitupun dengan dosen-dosen kita. Seperti di Pimnas ini, semua yang ditampilkan dan diperlombakan adalah karya-karya terbaik anak bangsa yang tak kalah dibandingkan dengan negara tetangga,” ungkap Intan Ahmad usai membuka perlombaan poster Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM), Selasa (6/10/2015) siang.

Menurutnya, jika ingin ekonomi Indonesia meningkat maka penelitian harus ditingkatkan. Apalagi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah semakin dekat, maka penelitian menjadi sesuatu yang mutlak dilakukan. Hanya negara dengan daya saing global yang tinggi yang bisa maju di tengah persaingan yang semakin ketat.

“Lewat pimnas inilah pemerintah ingin menunjukkan bahwa pemerintah hadir untuk mendukung inovasi-inovasi para kaum muda kita. Namun inovasi-inovasi yang dilakukan tersebut seharusnya tidak hanya terhenti setelah dinilai tapi bagaimana bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas,” kata Intan Ahmad.

Ke depan lanjut dia, pihaknya akan mengumpulkan balai penelitian dan pengembangan (Balitbang) serta Lembaga Penelitian Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) perguruan tinggi se Indonesia untuk berembuk agar penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga universitas tidak lagi menjadi menara gading bagi masyarakat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini