Rekomendasi MER-C untuk Penanganan Corona

525
Ketua Divisi Relawan MER-C, Hadiki Habib
Hadiki Habib

ZONASULTRA.COM, JAKARTA – Medical Emergency Rescue Commite (MER-C) merekomendasikan masyarakat untuk waspada dan tidak menyepelekan kasus Corona (Covid-19), namun tetap tenang dan jangan panik.

Seperti diketahui, corona merebak di berbagai negara. Hingga 5 Maret 2020 jumlah terinfeksi Covid-19 mencapai lebih dari 95 ribu yang tersebar di 77 negara dengan lebih dari 3.000 jiwa meninggal dunia.

Kasus corona membuat sejumlah negara melakukan kebijakan untuk melindungi warga negaranya seperti Arab Saudi yang memutuskan menyetop sementara umrah dan kunjungan ke tanah suci.

Sementara Italia meliburkan sekolah dan universitas beberapa waktu. Hal ini sebagai upaya untuk mengantisipasi virus ini. Pemerintah Indonesia sendiri telah mengumumkan 2 warga negara Indonesia (WNI) positif corona.

(Baca Juga : Negatif Korona, Empat Mahasiswa Disambut Hangat Saat Tiba di Kendari)

“Beberapa upaya di bidang kesehatan dilakukan baik oleh pemerintah, RS, dan organisasi profesi, bahkan pemda untuk menghindari penyebaran virus ini antara lain edukasi masyarakat dengan menghindari kontak, cuci tangan dan menggunakan masker,” kata Ketua Divisi Relawan MER-C, Hadiki Habib di Kantor MER-C di kantornya, Jalan Kramat Lontar, Senen Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020).

Selain itu dapat juga membut pos-pos konsultasi corona, membuat alur rujukan RS penangan pasien terduga corona, menyediakan layanan call center dan jemputan ambulance bagi terduga penderita corona. Rencana membangun atau memfungsikan RS isolasi khusus corona di pulau dan lain-lain.

Hadi mengatakan jika jumlah kasus corona masih sedikit maka konsep manajemennya adalah mengisolasi korban di ruang pemantauan atau perawatan di tempat-tempat tertentu yang sudah ditentukan seperti rumah sakit.

(Baca Juga : Cerita Yayu Mahasiswi di Wuhan Asal Kendari, Tetap Lanjutkan Kuliah Via Online)

Tapi jika terjadi ledakan jumlah kasus maka konsep manajemen bencananya adalah mengisolasi dan melokalisir korban dan isolasi masyarakat, membatasi kontak antar sesama masyarakat dengan jalan berdiam diri di rumah, gedung atau kompleks, tidak melakukan aktivitas di luar rumah.

“Agar masyarakat bisa survive, tenang dan tidak resah dalam kondisi isolasi maka kebutuhan dasar harus difasilitasi pemerintah,” tegas Hadiki.

Untuk melayani kebutuhan pemeriksaan laboratorium dibutuhkan lebih banyak laboratorium tidak hanya satu saja. Hal ini agar diagnosis bisa cepat ditegakkan dan bisa cepat mengambil langkah penanganan. (b)

 


Reporter: Rizki Arifiani
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini