Rektor USN: MEA menjadi Peluang Sekaligus Tantangan Bagi Kolaka

67
Azhari Dukung Pencalonan Kembali Ahmad Safei dengan Syarat
SEMINAR ASEAN: Rektor USN Kolaka, Azhari menyerahkan cinderamata kepada Bupati Kolaka, Ahmad Safei pada acara seminar tingkat ASEAN yang membahas tentang penyampaian saran kebijakan dalam meningkatkan nilai tambah produk mineral untuk meraih peluang dalam integritas ekonomi ASEAN di Auditorium kampus USN, Rabu (30/3/2016). (Abdul Saban/ZONASULTRA.COM)
Rektor USN: MEA menjadi Peluang Sekaligus Tantangan Bagi Kolaka
SEMINAR ASEAN: Rektor USN Kolaka, Azhari menyerahkan cinderamata kepada Bupati Kolaka, Ahmad Safei pada acara seminar tingkat ASEAN yang membahas tentang penyampaian saran kebijakan dalam meningkatkan nilai tambah produk mineral untuk meraih peluang dalam integritas ekonomi ASEAN di Auditorium kampus USN, Rabu (30/3/2016). (Abdul Saban/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM – Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan peluang untuk menginternasionalisasikan potensi lokal, mulai dari sumberdaya alam-manusia di sektor jasa yang berkaitan dengan jasa pendidikan, pariwisata, tenaga kerja hingga sumberdaya alam.

Hal itu disampaikan rektor Universitas Negeri Sembilan Belas November (USN) Kolaka, Azhari dalam seminar tingkat ASEAN yang membahas usulan kebijakan dalam meningkatkan nilai produk tambang mineral Indonesia di Auditorium USN Kolaka, Rabu (30/3/2016).

Dalam seminar yang diinisiasi oleh Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) RI itu, Azhari menjelaskan bahwa MEA akan membuat masyarakat ASEAN memiliki banyak pilihan dan mudah dalam memperoleh jasa atau menjual jasanya.

Azhari mencontohkan, saat ini calon mahasiswa sudah akan memiliki kebebasan dalam memilih kampus yang berkelas di seluruh negara ASEAN. Demikian juga masyarakat yang hendak menikmati jasa pelayanan kesehatan, sudah akan bebas memilih rumah sakit yang berkelas tanpa harus mengurus pasport atau visa.

“Dalam prinsip tata negara, saya melihat MEA ini yang apabila juga memiliki kesamaan dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), maka dalam konteks ekonomi kita mirip berada dalam konteks negara federal minus pengaturan sosial dan politik. Sebab, ekonomi sudah terintegrasi, khususnya di sektor jasa. Selain itu, produk masing-masing negara sudah terintegrasi dengan berbagai kemudahan. Yang tidak terintegrasi hanya kartu penduduk,” kata Azhari.

Sementara masyarakat Indonesia, utamanya Kolaka menghadapi ancaman nyata karena belum memiliki kualitas pendidikan dan skill tenaga kerja yang bermutu.

Tak heran nanti, jika kelak banyak masyarakat yang menyekolahkan anaknya di luar negeri seperti Malaysia atau Singapura karena kualitas pendidikan di sana jauh lebih baik.

“Padahal, kita di Kolaka memiliki potensi sumberdaya mineral dan sektor perkebunan. Ini nanti akan diserbu oleh pekerja luar dari negara ASEAN, karena kita tidak memiliki kualitas yang dibutuhkan perusahaan. Akhirnya kita hanya akan melihat ketimpangan sosial dan merebaknya kemiskinan yang lebih luas,” jelasnya. (Advertorial)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini