Rifki si Penghafal 300 Hadis, Anak Petani dari Koltim

2481
Rifki si Penghafal 300 Hadis, Anak Petani dari Koltim
Muhammad Rifki (16) bersama ibunya, Zumrah (36)

ZONASULTRA.COM, TIRAWUTA – Nama Muhammad Rifki Ishak mendadak tenar pasca penutupan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) pertama di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) belum lama ini. Pasalnya, siswa Madrasah Aliyah kelas X di Pondok Pesantren (Ponpes) Fastabiqul Khairat itu berhasil mendapat juara pertama kategori penghafalan hadis.

Dalam satu bulan Rifki mampu menghafal 300 Hadis Shahih Bukhari dan Muslim. Atas pencapaian itu, Rifki pun mendapat tawaran naik umrah dari Bupati Koltim, Tony Herbiansyah, syaratnya harus bisa menghafal sampai 500 hadis.

Kepada awak zonasultra.id, Rifki menceritakan, untuk menghafal 300 hadis dalam sebulan, ia mesti membagi waktu yang tepat dan memegang disiplin yang kuat. Setiap hari, ia mampu menghafal 20 sampai 25 hadis.

“Selesai sholat subuh sampai jam 6 pagi saya sudah hafal 4 sampai 5 hadis. Jam 8 sampai jam 10 pagi bisa 5 hingga 6 hadis. Habis dhuzur sampai jam 3 sore saya mesti hafal 3 sampai 4 hadis. Habis sholat Ashar sampai jam 5 sore saya hafal 4-5 hadis, ” tutur Rifki saat ditemui di rumahnya, Desa Tokai, Koltim.

Di balik keberhasilan anak berusia 16 tahun tersebut, ada sosok yang berada di belakangnya. Ustad Wahid Hasyim itulah motor penggerak yang tak hentinya mendorong semangat Rifki.

Wahid merupakan tenaga pengajar di Ponpes Fastabiqul Khairat, tempat dimana Rifki dibimbing. Pola pengajaran yang diimplementasikannya mampu membuat Rifki begitu cepat menghafal hadis.

“Saya biasa membangkitkan semangat anak-anak dengan pola stimulus. Artinya, di sela-sela mereka belajar menghafal kami berikan makanan cemilan dan susu. Kami lakukan demikian agar anak-anak tidak tegang dalam menghafal. Sebab untuk penghafalan, otak kita butuh rileksasi supaya apa yang dihafal lebih mudah diserap dan tersimpan di memori otak, ” kata Wahid Hasyim.

Di mata alumni Pompes Polman ini, Rifki adalah sosok anak yang taat dalam beribadah, patuh terhadap guru dan punya disiplin yang tinggi. “Rifki punya akhlak yang baik, seorang yang intelegensi, dan memiliki daya tangkap yang cepat,” terangnya.

Kini Rifki harus berjuang keras lagi guna mempersiapkan diri mengikuti lomba STQ tingkat provinsi Sultra mewakili Koltim. Setelah hafal 300 hadis, sekarang Ia harus mampu menyelesaikan penghafalan sampai 500 hadis. “Insyaallah dengan pola yang kami ajarkan, Rifki bisa hafal 200 hadis lagi, ” ujar Wahid Hasyim.

#Hindari Lingkungan Negatif

Rifki si Penghafal 300 Hadis, Anak Petani dari Koltim

Rifki merupakan anak semata wayang pasangan Muhammad Ishak (44) dan Zumrah (36). Keduanya bekerja sebagai petani. Mereka tinggal di sebuah rumah sederhana, Lorong Masjid, Desa Tokai, Kecamatan Poli-polia.

Zumrah punya cerita sendiri sewaktu menghamilkan Rifki. Ketika itu, Ia bersama suaminya berada di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) menghadiri pesta akikah keluarga.

“Ada imam sekaligus penghafal 30 juz Al Qur’an datang di acara akikah. Dia dari Kabupaten Wajo, Sengkang. Saat itu saya masih menghamilkan Rifki. Waktu pak imam itu pulang saya langsung ambil sisa teh yang diminumnya. Saya niatkan semoga anak saya juga kelak bisa jadi penghafal. Saya niatkan ambil barakahnya,” kenang Zumrah sambil tersenyum.

Memasukan Rifki ke pondok pesantren merupakan dorongan kuat dari Zumrah dan Ishak. Hal itu mereka lakukan untuk membebaskan Rifki dari pengaruh lingkungan negatif yang bisa merusak akhlak anaknya ke depan.

“Di zaman sekarang ini pengaruh lingkungan sangat kuat. Begitu Rifki tamat SD (Sekolah Dasar) saya dan bapaknya langsung kasih masuk di pondok pesantren. Sebenarnya dia mau lanjut SMP (Sekolah Menengah Pertama) tapi saya bilang kalau mau masuk SMP mending berhenti saja sekolah. Alhamdulillah dia mau mengikuti nasehat kami,” katanya.

Zumrah berharap agar kelak Rifki bisa menjadi anak sholeh yang bisa berbakti kepada kedua orang tua, agama, bangsa dan negara. “Semoga cita-citanya juga bisa terwujud,” harapnya.

Menghadapi STQ tingkat provinsi Sultra, Zumrah menginginkan agar anaknya semakin giat belajar dan memiliki sifat optimisme. “Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Harumkan nama Koltim di perlombaan STQ provinsi. Jangan jadikan janji naik umroh sebagai motivasi utama, tapi betul-betulah lakukan semua karena Allah, ” ucapnya.

#Bercita-cita Jadi Dokter Umum

Rifki si Penghafal 300 Hadis, Anak Petani dari Koltim

Meskipun masuk di pondok pesantren, namun cita-citanya mau menjadi dokter umum. Cita-cita tersebut ada sejak Rifki duduk di bangku Taman Kanak-kanak. “Saya suka jadi dokter umum karena bisa menolong sesama manusia,” ungkap Rifki.

Dukungan menjadi dokter juga datang dari ibu Rifki, Zumrah. Wanita berdarah Kabupaten Bone ini sangat mengapresiasi cita-cita Rifki. “Kalau ada lomba karnaval waktu di taman kanak-kanak Rifki memang suka pakai baju dokter,” bebernya.

Untuk menjadi dokter, tentu biaya yang dibutuhkan selama pendidikan tentulah besar. Namun dengan profesi sebagai petani, tidak menyurutkan semangat Zumrah melihat anaknya kelak memakai seragam dokter secara resmi.

“Kalau berbicara ekonomi mungkin sangat jauh dari harapan. Sebab untuk sekolah kedokteran butuh biaya besar. Kami sebagai orang tua hanya bisa berusaha dan berdoa semoga kelak Rifki bisa mencapainya,” tukas Zumrah. (A/SF)

 


Kontributor : Samrul
Editor : Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini