Saat Anjing Berzikir

1801
Andi Syahrir
Andi Syahrir

Dalam kepercayaan banyak orang awam secara kultural, lolongan anjing adalah pertanda yang buruk. Anjing kerap terdengar melolong di malam hari, namun tak urung kita menyaksikan melolong di siang hari. Di telinga kita, suaranya menyeramkan. Menyayat hati. Mendirikan bulu kuduk.

Andi Syahrir
Andi Syahrir

Sampai-sampai pada aneka scene film, suara lolongan anjing menjadi pertanda hadirnya makhluk-makhluk menyeramkan, mengerikan, menakutkan. Dalam ajaran Islam, lolongan anjing itu sesungguhnya tidak dalam pemaknaan yang demikian.

“Jika kalian mendengar lolongan anjing dan ringkikan keledai pada malam hari maka berlindunglah kepada Allah darinya karena ia melihat apa yang tidak dapat kalian lihat,” demikian hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ahmad. Sebuah hadits yang dinyatakan shahih.

Di khotbah Jumat tadi, seorang khatib menjelaskan detail makna lolongan anjing itu. Sesungguhnya, kata sang khatib, lolongan anjing itu adalah zikir. Melafalkan puji syukur. Alhamdulillah. “Ya Allah, segala puji bagi-MU karena engkau telah menjadikan saya anjing. Bukan manusia yang lalai mengerjakan shalatnya.” Begitu kira-kira maknanya.

Anjing melolong karena matanya menyaksikan sesuatu yang tidak dapat dilihat manusia. Allah SWT membuka sebuah tabir rahasia-NYA dan diperlihatkan kepada makhluk-makhluk tertentu.

Jika dikatakan lolongan itu sesuatu yang menyeramkan, sebenarnya dapat dibenarkan karena hewan itu sedang menyaksikan manusia yang disiksa karena lalai dari shalatnya. Pemandangan itu tentu menyeramkan dan menakutkan bukan?

Tentu saja bukan seram dalam pengertian yang kita pahami secara umum dan awam, misalnya melihat pocong, poppo, parakang, atau si manis jembatan Ancol.

Kembali kata kuncinya adalah shalat. Sebuah ritual yang menjadi induk dari segala amalan. Jika ingin melihat amalan shalat seseorang itu diterima Allah, lihatlah perilakunya. Begitu kata-kata alim ulama. Sebab shalat mencegah orang dari perbuatan yang tidak baik. Dari sana kita bisa mengukur diri kita masing-masing.

So, jangan takut oleh lolongan anjing. Konon, itu adalah zikirnya. Puja dan pujinya atas kemurahan Yang Maha Kuasa karena telah menjadikan dia anjing, bukan manusia yang lalai dari shalatnya. Kita manusia yang mana?***

 

Oleh: Andi Syahrir
Penulis Merupakan Alumni UHO & Pemerhati Sosial

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini