Safari Ramadhan, Nur Alam Sekaligus Tinjau Lokasi BOP Wakatobi

150
Safari Ramadhan, Nur Alam Sekaligus Tinjau Lokasi BOP Wakatobi
SAFARI RAMADHAN - Gubernur Sultra Bersama Bupati Wakatobi, Arhawi Wawancara Usai Safari Ramadhan Di Mesjid Al-Muqarabin, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Selasa (6/6/2017). (Nova Ely Surya/ZONASULTRA.COM)

Safari Ramadhan, Nur Alam Sekaligus Tinjau Lokasi BOP Wakatobi SAFARI RAMADHAN – Gubernur Sultra Bersama Bupati Wakatobi, Arhawi Wawancara Usai Safari Ramadhan Di Mesjid Al-Muqarabin, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Selasa (6/6/2017). (Nova Ely Surya/ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Selain melakukan safari Ramadhan, Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Nur Alam juga meninjau langsung kesiapan Wakatobi terkait lahan yang diminta pemerintah pusat seluas 300 hektar untuk Badan Otorita Pariwisata (BOP).

Menurut Nur Alam, sekarang tugas pemerintah adalah mengidentifikasi lahan masyarakat, mengkonsolidasikan dengan masyarakat lalu kemudian menghimpun dalam satu wadah pengusahaan yang nanti akan dimitrakan dengan pengelola. Sehingga, lanjut Nur Alam, kepemilikan masyarakat itu tidak hilang.

“Ini saya kira asas manfaatnya jelas dan satu bentuk kebijakan yang paling bagus untuk memberikan akselerasi terhadap percepatan pembangunan infrastruktur kawasan wisata kita, sehingga daerah lebih siap,” terangnya usai safari Ramadhan di Masjid Al-Muqarabin Kecamatan Wangi-wangi, Selasa (6/6/2017) malam.

Gubernur dua periode itu menilai kesiapan Wakatobi menghadapi datangnya BOP sudah cukup baik. Bahkan sket lokasinya cukup luas, baik yang terkosentrasi pada suatu wilayah maupun yang menyebar. Namun, ia menyarankan agar pemerintah Wakatobi membuat sentrum atau pusat pertumbuhan baru.

Dia memberi contoh Pulau Hoga. Jika pulau ini dijadikan pusat pertumbuhan baru, maka aktivitas pemerintahan di ibukota Wangi-wangi tidak akan terganggu dengan aktivitas kepariwisataan. Begitupun sebaliknya, kegiatan kepariwisataan jangan terlalu mengganggu sosial kemasyarakatan. Sehingga, sebut Nur Alam, masing-masing zona bisa berjalan dan bersinergi dengan baik.

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Wa Ode Hamsinah Bolu
Wa Ode Hamsinah Bolu

Kenapa harus Pulau Hoga? Menurut Nur Alam, jika Hoga berkembang maka Kaledupa juga pasti berkembang. Ke Tomia juga jadi gampang. “Nah kalo di Wangi-wangi kan sudah pasti berkembang karena disini sudah banyak lokus-lokus parsial yang menjadi wilayah-wilayah pengembangan di samping pengembangan induk ibukota pemerintahan, dan pusat bisnis juga disini, kemudian pusat perkembangan masyarakat juga disini,” terangnya.

Mantan Ketua DPW PAN Sultra ini juga kembali mengingatkan masyarakat Wakatobi untuk tidak lagi meributkan soal BOP. Sebab, BOP akan memberikan manfaat yang besar bagi percepatan daerah

“Bayangkan dari 17 kabupaten/kota yang ada di Sultra hanya Wakatobi yang dapat kebijakan ini dan dari 520 kabupaten kota hanya 10 di Indonesia, iya kan. Ini harus kita tangkap jangan lagi kita ribut-ributkan, kalau diribut-ributkan tidak ada gunanya itu tidak bagus,” ujarnya.

Sementara anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Wa Ode Hamsinah Bolu sangat mengapresiasi langkah yang diambil oleh Gubernur Nur Alam dan juga Bupati Wakatobi Arhawi.

“Apresiasi saya kepada Bupati Wakatobi atas langkah-langkah maju yang telah dilakukan dalam mempersiapkan BOP. Juga kepada Pak Gubernur yang telah memberikan perhatian ekstra, karena sesungguhnya pembangunan pariwisata Wakatobi akan menjadi magnet bagi kemajuan kabupaten dan kota lainnya di Sulawesi Tenggara,” ungkap anggota DPD asal Sultra ini. (B)

 

Reporter: Nova Ely Surya
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini