Samakan Persepsi Soal Pembangunan Berkelanjutan, BPS Gelar Workshop

147
Samakan Persepsi Soal Pembangunan Berkelanjutan, BPS Gelar Workshop
WORKSHOP SDGs - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk menyamakan pemahaman mengadakan workshop Implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan stakeholder dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di salah satu hotel di Kota Kendari, Rabu (8/11/2017). (Sitti Nurmalasari/ ZONASULTRA.COM)

Samakan Persepsi Soal Pembangunan Berkelanjutan, BPS Gelar Workshop WORKSHOP SDGs – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk menyamakan pemahaman mengadakan workshop Implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan stakeholder dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di salah satu hotel di Kota Kendari, Rabu (8/11/2017). (Sitti Nurmalasari/ ZONASULTRA.COM)

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar workshop implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan dengan sejumlah stakeholder dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Provinsi Sultra di salah satu hotel di Kota Kendari, Rabu (8/11/2017).

Kepala BPS Sultra Atqo Mardiyanto menjelaskan, workshop ini bertujuan untuk mencoba implementasi sustainable development goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan di wilayah Sultra.

“Saat ini BPS mencoba untuk implementasi SDGs, baik di nasional maupun kondisi di Sultra dari segi data kayak apa sih SDGs-nya. Supaya ada pemahaman yang sama,” ujar Atqo saat ditemui usai membuka acara workshop implementasi SDGs.

Dia mencontohkan, salah satu tujuan dalam program SDGs adalah menghilangkan kemiskinan dan kelaparan. Program lainnya, seperti kesetaraan gender, untuk menghilangkan kekerasan terhadap perempuan. Agar tidak ada lagi masyarakat yang miskin maupun perempuan yang mengalami kekerasan.

“Dikatakan, data kemiskinan BPS Sultra mencatat 12 persen dari penduduk Sultra berada di bawah garis kemiskinan. Tetapi menurut program SDGs 230 penduduk tersebut tidak boleh lagi berada di bawah garis kemiskinan. Begitu pula dengan kelaparan, kalau menurut SDGs gak boleh ada lagi penduduk yang kelaparan. Sama halnya juga kekerasan terhadap perempuan, kalau makin banyak berarti programnya tidak tercapai atau tidak tepat sasaran,” terangnya.

Untuk melihat perkembangannya, lanjut Atqo, pihaknya melihat melalui potret dari hasil perubahan, program pembangunan, dan intervensi dari pemerintah. Apakah programnya itu tepat sasaran atau tidak seperti yang dicanangkan dalam SDGs.

Menurutnya, untuk mencapai pelaksanaan program SDGs harus ada kolaborasi, koordinasi, dan kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Sehingga dapat mencapai 17 tujuan (goals) dan 169 target SDGs yang diberi tenggat waktu sampai 2030. Dengan tiga dimensi utama yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan hidup

Perlu diketahui, sebelumnya program tersebut dikenal dengan nama tujuan lembangunan milenium atau millennium development goals (MDGs). Akan tetapi program MDGs tidak berkelanjutan dan telah selesai ada 2015 lalu. Olehnya itu, PBB menggelar sidang akbar yang diikuti oleh 193 anggotanya untuk merumuskan program berkelanjutan yang disebut SDGs. (B)

 

Reporter: Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini