Sambut Tahun Baru Islam, Warga Kendari Punya Tradisi Borong Peralatan Dapur

63

ZONASULTRA.COM. KENDARI– Hari menjelang siang, Majida mengunjungi kawasan Taman Suropati, lokasi pasar tradisional untuk membeli peralatan dapur. Dia ingin membeli gayung, baskom, panci dan ember serta peralatan dapur lainya.

“Tiap tahun memang sudah tradisi membeli peralatan dapur. Kata orang tua kalau membeli peralatan dapur pada tahun baru islam akan awet dan katanya jika membeli alat dapur kita berharal rejeki bisa bertambah, jadi ya ikut aja,” ujar Majida yang kesehariannya bekerja di salah satu instansi pemerintahan di kota Lulo, Kota Kendari.

Siang itu, Majida bersama lapak-lapak penjual peralatan dapur  si sekutar pasar Taman Suropari, memang terlihat disesaki pembeli. Padahal, pembeli pun sudah berjejalan sejak pagi. Sepanjang hari para pedagang barang pecah-belah dan alat dapur membuka “pasar dadakan”.

“Tidak terhitung keluar uangnya. Tapi, memang tiap tahun begini, membeli gayung, ember, sendok nasi, garpu, gantungan baju, banyak. Ini masih mau beli rak piring,” ujar Masria warga Baruga yang tampak sedang kerepotan membawa belanjaannya.

Selain peralatan dapur dan rumah tangga, baju adalah dagangan lain yang sama larisnya saat perayaan tahun baru islam kali ini.

Sementara itu, sejumlah  pedagang yang sudah hafal kebiasaan warga pun bersiap jauh-jauh hari. “Sudah sebulan lalu kami datangkan barang dari Surabaya dan Makassar,” ujar Ruslin, pedagang barang pecah belah di pasar yang sudah hampir 5 tahun berjualan barang di kawasan pasar yang ada di jalan Taman Suropati ini.

Menurut Ruslin, setiap perayaan tahun baru hijriah, barang-barang seperti ember, gayung, dan baskom, gantungan baju disiapkannya masing-masing sebanyak 10 lusin. “Itu barang paling laku,” katanya.

Alasan masyarakat menjadikan 10 Muharam dalam penanggalan Hijriah sebagai “hari belanja peralatan dapur” tidak diketahui pasti oleh Ruslin. Biarpun belum butuh gayung atau ember, tapi karena ramai orang beli, masyarakat ngikut beli,” tuturnya.

Ruslin menduga tradisi itu terkait dengan Muharam yang merupakan bulan pertama dalam kalender hijriyah.

Apa pun cerita dibalik kebiasaan ini, Ruslin tak menampik bila keuntungannya dari penjualan sehari itu melonjak dibandingkan hari lainnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini