Selamatkan Laut Sultra, WWF Indonesia Ajak Media Lakukan Ekspedisi

65
EKSPEDISI SULTRA – Small Island and Partnership Governance Leader WWF-Indonesia Muhammad Ridha Hakim saat melakukan presentase visi dan misi WWF Indonesia. Selain itu, Project Leader WWF ID-Southern East Sulawesi Subseascap (SSESS) Sugianto juga memberikan presentase terkait ekspedisi Sultra di salah satu hotel di Kota Kendari, Selasa (24/5/2016). Ilham Surahmin/ZONASULTRA.COM

 

ZONASULTRA.COM, KENDARI– Demi keselamatan laut Sulawesi Tenggara (Sultra), World Wildlife Fund (WWF)Indonesia melibatkan sejumlah media di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk melakukan program Ekpedisi ke sejumlah pulau di provinsi itu.

Project Leader WWF ID-Southern East Sulawesi Subseascap (SSESS), Sugianto mengungkapkan, kegiatan ekspedisi Sultra merupakan project dari WWF region Sultra bersama Fakultas Perikanan dan Kelautan UHO Kendari.

“Rencananya kegiatan ini akan dilangsungkan di sejumlah pulau yang ada di Sultra terkecuali Wakatobi,” kata Sugianto dalam kegiatan diskusi bersama media di salah satu hotel di bilangan Jenderal Ahmad Yani, Kota Kendari. Selasa (24/5/2016)

Pulau-pulau yang nantinya akan dijadikan lokasi ekspedisi Sultra diantaranya adalah Pulau Labengki, Pulau Hari, Pulau Saponda dan perairan di sekitar Tapulaga. Kegiatan ini akan berlangsung selama 10 hari yang akan dimulai pada pertengahan Juli 2016 mendatang.

Sementara itu, Small Island and Partnership Governance Leader WWF-Indonesia Muhammad Ridha Hakim menjelaskan, kegiatan ekspedisi Sultra merupakan bentuk keprihatinan WWF Indonesia akan keberlangsungan hidup biota laut yang di Sultra, mengingat begitu banyak kegiatan penangkapan ikan yang tidak sesuai dengan prosedur dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan ada data real yang bisa dijadikan sebagai acuan seberapa besar kekayaan biota laut yang ada di Sultra, serta seberapa besar potensi keberlangusungan hidup biota laut untuk 5 tahun ke depan.

“Saat ini pemerintah sangat kurang dalam hal pendataan apalagi terkait seberapa besar potensi hasil dari kegiatan penangkapan ikan, karena mereka hanya mengandalkan data dari tempat pelelangan ikan, lantas bagaimana yang menangkap diluar TPI?,” tuturnya.

Ridha Hakim menegaskan, dengan adanya data dari kegiatan ekspedisi Sultra nantinya bisa menjadi bahan pengaduan ke pemerintah tentang kondisi laut Sultra saat ini.

Alasan lain yang menjadi perhatian WWF Indonesia adalah lokasi yang dijadikan dalam kegiatan ekspedisi Sultra tersebut memiliki potensi besar sebagai ladang penghasil biota laut untuk kehidupan masyarakat Sultra 5 tahun ke depan. (B)

 

Penulis: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini